Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Gunting Dukun Bayi

12 Desember 2019   12:14 Diperbarui: 12 Desember 2019   18:15 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jenazah (iStockphoto)

"Saat itu, saya ya gemeteran sekali. Wong pertama kali kok disuruh menangani kandungan nyungsang, "

"Tapi saya berhasil, Pak. Berhasil. Bayi yang saya tolong itu lahir laki-laki," ucap Mbok Parli berusaha menyakinkan.

"Tapi Mbok masih ingat ketika menolong kandungan Bu Jubaidah?" tanya Lettu Budi terus mengejar.

"Ingat, Pak. Ingat. Dia kan tinggal satu kelurahan dengan saya. Rumahnya dekat Musala Al Amin itu, kan. Anaknya itu perempuan. Sehat, Pak."

Rona Mbok Parli sontak berubah lebih tenang.

Polisi lalu menjelaskan jika anak Jubaidah itu dilarikan di rumah sakit usai persalinannya ditangani Mbok Parli. Suhu tubuhnya meninggi. Sampai 41 derajat celsius. Bayinya kejang-kejang.

"Anak itu sudah meninggal, Mbok?"

"Hahh.., ndak bener, Pak. Saya ketemu ibunya, Pak?"

"Kemarin malam anaknya meninggal."

Mbok Parli terdiam. Ia melongo. Matanya membelalak. Kedua bahunya rontok seketika mendengar keterangan polisi itu. Apa itu hasil perbuatannya?

Lettu Budi lalu menyodorkan hasil tes kesehatan. Anak Jubaidah yang baru berusia seminggu itu positif tetanus. Bayi malang itu meninggal diduga kuat akibat malpraktik. Itu diketahui dari deteksi kesehatan saat bayi dirujuk di rumah sakit. Ternyata, bayi itu pusarnya menonjol. Istilah orang Jawa udelnya bodhong atau hernia umbilicalis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun