Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Dulu Keluarga Miskin, Kini Jadi Jutawan dari Limbah Eceng Gondok

24 Oktober 2019   19:54 Diperbarui: 25 Oktober 2019   19:17 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wiwit Manfaati. foto: dokumentasi pribadi

Dibantu suaminya, Wiwit mengumpulkan enceng gondok. Tahap pertama, ia sisihkan batangnya. Batang itu dipakai sebagai bahan utama kerajinan. Wiwit lantas mengeringkannya. Harus benar-benar kering agar pengerjaannya mudah.

Butuh waktu 14 hari mengeringkan eceng gondok. Itu bila ada sinar matahari. Kalau cuaca gak menentu, pengeringan bisa makan waktu cukup lama.

Setelah benar-benar kering, satu per satu helai dianyam hingga berbentuk lembaran panjang. Wiwit mengolahnya hingga pipih. Untuk mendapatkan hasil pipih, enceng gondok harus dipres.

Tidak langsung jadi. Pasalnya, hasil anyaman Wiwit ternyata bagus. Dia butuh 8 kali belajar hingga berhasil. "Dari situlah produk saya mulai dilirik tetangga sekitar. Saya akhirnya mulai berani jual hasil karya saya yang pertama," turur wanita kelahiran 15 April 1967, ini.

Tahun 2008, produk eceng gondok Wiwit jadi unggulan Kelurahan Kebraon. Lamat tapi pasti, kerajinan eceng gondok Wiwit mulai dilirik Pemerintah Kota Surabaya.

Wiwik mengungkapkan, kali pertama ikut pameran di Gramedia Expo, ia tampilkan tas wanita bahan eceng gondok yang diberi hiasan bunga dan pemandangan alam. 

Wiwit mengaku minder. Sebab, produk peserta pameran lain kualitasnya jauh lebih baik dari miliknya. Akan tetapi, panitia menyemangatinya agar tetap berkiprah.

"Yang paling saya ingat ketika ikut pameran Pahlawan Ekonomi.  Produk saya dilihat Bu Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini). Bu Risma bilang desainnya jelek," ucap perempuan berjilbab ini.

Kritik Risma itu jadi pelecut diri. Wiwit makin bersemangat membuat kreasi produk. Beberapa bulan, ketika bertemu Bu Risma lagi dalam event pameran, komentarnya berbeda. "Lha, ngene iki apik. Iki isok didol larang. (Begini ini bagus. Bisa dijual mahal, red)," kata Wiwit menirukan ucap Risma

***

Wiwit ikut pameran di Korsel.foto:dok pribadi
Wiwit ikut pameran di Korsel.foto:dok pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun