Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Pengusaha Ecoprint Pulihkan Trauma Masa Lalu

14 Oktober 2019   17:27 Diperbarui: 18 Oktober 2019   13:41 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narsih Setyawan. Foto: akusurabaya

"Sungguh tidak ada maksud untuk mengganggu stabilitas dan kenyamanan usaha ataupun profesi orang lain. Saya ada karena tugas dan saya mundur saat tugas saya selesai. Suatu hari nanti., saya akan kembali dengan konsep edukasi yang berbeda jika itu menjadi takdir saya." begitu tulis Narsih di akun Facebook-nya. 

***

Bersama Dedddy Corbuzier di acara Hitam Putih. Foto: dok. bunda awang
Bersama Dedddy Corbuzier di acara Hitam Putih. Foto: dok. bunda awang

Pengalaman hidup yang pahit pernah dicecap Narsih Setyawan. Ketika masa anak-anak, dia pernah dibesarkan di lingkungan keluarga yang tidak bersahabat. Pola asuh orang tua yang keras. Yang membawa dampak pada fisik dan ingatan buruk.

Kondisi itu juga membawa efek trauma panjang. Ketika tumbuh dewasa, Narsih merasakan gagap mengatasi situasi yang sulit. Terutama mengatasi perlakuan buruk orang-orang terdekat.

Narsih mengaku mengalami masa itu hingga umur 35 tahun. Ketika itu, tidak ada orang yang bisa membantunya. Jiwanya benar-benar sakit. Narsih sempat berobat ke psikiater, namun tidak banyak menolong.

Suatu ketika, Narsih tertarik ikut kelas motivasi Arif RH, seorang konsultan kebahagiaan hidup. Dia ikut program self healing. Lamat-lamat, Narsih mulai bisa mengatasi kesumpekan dan trauma masa lalu. Dengan mempelajari metode yang diajarkan untuk menyembuhkan luka batin.

Setelah kondisi psikisnya terus membaik, Narsih makin rakus melahap buku-buku motivasi. Dia belajar tentang hipnosis, neuro linguistic program (NLP), metode pemberdayaan diri, dan masih banyak lagi.

Narsih juga sempat ikut kelas Krishnamurti, mindset motivator. Pelajaran dia sangat berbekas bagi Narsih. Bahkan, sampai kini dia masih ingat momen terindah dalam hidupnya. Ketika dia dipeluk Krishnamurti, seraya dibisikkan  kata-kata seperti ini:

"Hidup ini indah. Jangan membuat hidupmu menjadi hitam. Mulailah membuat hidupmu jauh lebih berwarna." 

Narsih serasa mendapat energi benar. Dari pegalaman itu kini membuat dia bertekad mendedikasikan waktu bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tapi juga orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun