Dengan cara itu, konsumennya merasa terhibur dan mendapat pengetahuan. Terbukti, mereka tidak sekali membeli. Bahkan mengontak Ardhi untuk repeat order.
Eh, ada lagi. Ardhi pernah punya pengalaman yang membuatnya speechless. Suatu ketika,ada  perempuan memesan browniesnya. Namanya Vita. Dia minta brownies tersebut dikirimkan ke seseorang. Setelah mentransfer uang, perempuan itu memberi alamat yang dituju. Berikut dia menitipkan pesan yang dikirim via WA. Dia minta kata-kata itu dituliskan di kertas mungil. Ditempel di kemasan brownies. Pesannya begini:
"Dear Anggi,Â
 Kamu inget nggak brownies ini hampir setiap hari kita makan selama 7 tahun waktu kita masih satu kantor. Sekarang kita berjauhan. Aku di Jakarta, kamu di Surabaya. Ini aku kirim brownies. Semoga selalu mengingatkan persahataban kita. Jangan lupakan aku, ya."Â
 Sahabat terbaikmu, Vita
 Selama blusukan di mal, Ardhi mengaku pernah juga "diamankan" security. Saat dia jualan di Galaxy Mall, Royal Plaza, dan Tunjungan Plaza. Sekali, Ardhi mendapat peringatan tak boleh jualan lagi. Dua kali, foto wajahnya dipasang di pos security. "Jadi, pas masuk saya pasti dicegat," akunya.
Biasanya, kalau wajahnya dikenali, Ardhi menghentikan aksinya sampai beberapa pekan. Menunggu para security mal melupakan wajahnya, hehe....
***
Ardhi Dwi Nugroho merintis usaha sejak September 2009. Modalnya meminjam uang teman. Browniesnya ditawarkan ke teman dan orang yang dikenal. Jika ada retur, Ardhi membagi-bagikan kepada orang-orang sekitar rumahnya.Â
Ardhi pernah mencecap pengalaman pahit. Ceritanya, kala itu, dia berkeinginan menitipkan browniesnya di lapak penjual kue basah. Setiap hari banyak pembeli. "Saya manggilnya Tacik. Perempuan keturunan Tionghoa. Umurnya 50 tahunan. Dia yang punya lapak itu. Dia panggil saya Nyo," aku dia.