Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bu Jai Biayai Umrah Cucu dari Jualan Kue Lapis Surabaya

30 Agustus 2019   20:18 Diperbarui: 4 September 2019   12:42 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hj. Chofiyah alias Bu Jai. foto:arya wiraraja

Tak perlu menunggu lama, Bu Jai akhirnya ikut pelatihan Pahlawan Ekonomi. Digelar tiap pekan. Tempatnya di lantai 2 Grosir Kapas Krampung (GKK) kompleks Kaza City Mall. Sekitar 6 kilometer dari rumahnya. Bu Jai datang ke lokasi naik angkot. Sendirian.     

Saya masih ingat, Bu Jai selalu datang lebih awal. Dia juga selalu ambil posisi duduk di depan. Alasannya karena ingin jelas mendengar dan melihat apa yang dilatihkan. Bu Jai juga selalu bawa buku tulis. Dia catat hal-hal yang dianggap penting. Jika ada yang tak jelas, dia tanyakan langsung ke mentornya. Kalau sudah kadung di rumah, dia tanyakan kepada cucunya.

***

foto:arya wiraraja
foto:arya wiraraja

Pekan demi pekan, Bu Jai menikmati pelatihan. Dia bergabung di cluster home industry. Fokus belajar membuat kue, roti, pastry, dan sejenisnya. Mentor-mentornya dari Surabaya Hotel School (SHS).   

Di satu sesi, Bu Jai belajar bikin kue lapis Surabaya. Biasa disebut kue spiku. Resep sudah disiapkan. Bu Jai ikut praktik hingga kelar. Tak puas, dia coba praktik sendiri di rumah. Hasilnya dia  bagikan ke tetangganya. Seraya meminta saran dan masukan.

Pekan berikutnya, Bu Jai membawa lapis Surabaya buatannya ke tempat pelatihan. Dia lantas  men-tester-kan kepada Muawaluyo Tsamara (mentor dari SHS). Setelah diincipi, Muawal menilai belum memuaskan alias kurang enak. Muawal minta Bu Jari terus mencoba. Ia juga memberi tips meracik bahannya.

"Kalau perlu pakai timbangan, biar takarannya pas," saran Muawal.

Bu Jai mengamini. Di rumah, dia praktikkan lagi. Berkali-kali. Hingga dia yakin kue lapis Surabaya bikinanya benar-benar lezat. "Gak ngitung berapa kali. Banyak lah. Saya coba mulai dari adonan dimodifikasi sampai cara memasaknya," beber Bu Jai.

Selang beberapa pekan, ada kompetisi internal Pahlawan Ekonomi. Salah satu yang dilombakan membuat lapis Surabaya. Bu Jai memberanikan diri ikut kompetisi tersebut. Gak sia-sia. Lapis Surabaya bikinannya dapat juara pertama. Bu Jai girang bukan kepalang.

Pengalaman itu menguatkan kepercayaan dirinya. Terlebih, dari prestasi yang diraihnya, dia kemudian mendapat pesanan. Ada pemesan dari orang-orang di sekitar rumahnya, ada juga pembeli yang tahu dari rekomendasi teman-temannya yang ikut pelatihan Pahlawan Ekonomi. Semua dilayani Bu Jai dengan ramah dan gembira. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun