Mohon tunggu...
Agus Zubaidi Isroil
Agus Zubaidi Isroil Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pegiat Media

Ketertarikan di bidang sosial, media, broadcast dan film

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Saatnya Desa Bertransformasi Menjadi Desa Digital di Era Digital

9 Februari 2023   07:30 Diperbarui: 9 Februari 2023   07:42 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Hi-Tech. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Terjadinya pandemi wabah covid 19 telah merubah segala aktifitas menjadi serba terbatas. Dimulai pada awal tahun 2020 diberlakukan lockdown oleh pemerintah di seluruh pelosok negeri ini, mendorong masyarakat untuk cakap dalam besosialisasi antar sesama dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. 

Diberlakukannya  PSBB (Pembatasan Sosial Bersekala Besar) yang kemudian juga ada pemberlakuan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), peraturan ini memaksa masyarakat untuk berkegiatan  di rumah, seperti work from home, school from home, jasa delivery order produk makanan, kebutuhan pokok, juga kebutuhan lainnya,  tentu hal ini menjadikan pula komunikasi antar sesama menjadi sangat terbatas.  Sehingga  perangkat digital dan teknologi komunuikasi menjadi alat penyambung keberlangsungan hidup .

Menengok kembali  pada sejarah perkembangan media mulai dari era lisan, yang mana pada era ini komunikasi dilakukan secara langsung tanpa adanya media atau perantara apapun. Berlanjut ke era tulisan yang ditandai dengan  adanya tulisan berupa cap cap di goa juga di arca-arca, di tanah liat dengan tujuan untuk menyampaikan pesan.

Kemudian disusul dengan era percetakan yang ditandai dengan ditemukannya mesin cetak oleh Guttenberg asal Jerman pada tahun 1450. Seiring perkembangan waktu mesin cetak mulai digunakan secara masal dan terus mengalami penyempurnaan sehingga buku dan cetakan sejenisnya (hard copy) menjadi media penyampai informasi yang paling penting. 

Berkembang terus sampai pada tahap berikutnya yaitu era teknologi yang diawali dengan ditemukannya telepon oleh Alexander Graham Bell asal Skotlandia pada tahun 1876, disusul Samuel Morse yang menemukan  telegraf pada tahun 1844 dan Guglielmo Marconi pada tahun 1901 yang mempunyai peran penting, karena berhasil mengirim transmisi melintasi Samudra Atlantik. 

Selanjutnya terus berkembang hingga bermunculan teknologi inovasi seperti televisi, komputer, internet, handphone, dan lain sebagainya hingga pesat seperti saat ini, inilah era teknologi digital. Dengan demikian adanya perkembangan teknologi komunikasi yang demikian pesat telah membantu masyarakat dalam berkomunikasi dengan sesama.

Saat ini kebutuhan sarana komunikasi jarak jauh handphone, jaringan internet meningkat lebih tinggi. Kondisi ini menuntut masyarakat untuk lebih cakap dalam menggunakan internet khususnya sebagai media komunikasi. Kehadiran sarana komunikasi jarak jauh ini (baca : internet) telah memudahkan keterbatasan yang ada saat pandemi. 

Kehadiran internet di tengah-tengah masyarakat benar-benar dapat membantu, karena bisa menghemat biaya, waktu dan tenaga. Keterbatasan ruang gerak dan komunikasi imbas dari pandemi bukan hanya terjadi di tingkat antar warga masyarakat, namun juga terjadi di tingkat lembaga pemerintahan maupun swasta. Pemerintahan merupakan Lembaga Negara yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, mulai dari tingkat pusat, daerah hingga desa.

Sebelum pandemi, barangkali anda sering melihat, membaca di media massa, bahkan mengalami sendiri permasalahan birokrasi pelayanan publik, seperti pelayanan yang berbelit-belit, harus antrian yang panjang, begitu sampai di depan meja customer  pelayanan sangat memakan waktu yang lama, harus menunggu lama kapan dokumen bisa jadi, selama berhari-hari, berminggu-minggu bahkan mungkin berbulan-bulan, kehabisan bahan cetakan, dan harus menunggu lama, dan bagi lembaga pemerintahan harus mengarsipkan dokumen berupa hard copy misal berupa kertas-kertas, buku dan lain sebagainya yang begitu banyak sekali, ini merupakan masalah dan bisa jadi sangat meresahkan. Mungkin saja sistem birokrasi juga kearsipan semacam ini terjadi di lingkungan anda tinggal atau di tempat kerja.

Pandemi covid 19 benar banar menyeret kita ke arah era baru, berupa tatanan hidup baru, memaksa kita semua untuk bertransformasi, yang semula dilakukan secara offline atau luring berubah menjadi online atau daring, bebasis komputer dan internet, yang semula berbasis dokumen berupa barang cetakan, berganti menjadi dokumen digital.  Inilah era digital, yang mau tidak mau kita semua harus turut serta memanfaatkan era teknologi digital ini bila tidak mau tertinggal.

Perubahan inilah yang kemudian disebut dengan istilah transformasi digital. Transformasi digital bagi lembaga pemerintahan bisa menjadi solusi di tengah tantangan global, yang mana semua pelayanan dituntut  bisa berjalan secara cepat, efektif dan efisien. 

Semisal urusan data kependudukan, layanan publik yang dulunya warga harus mengurus secara bertahap dan harus datang juga ke kantor dinas kependudukan dan catatan sipil Kabupaten atau kota dengan antrian panjang dan harus menunggu lama jadinya berkas atau dokumennya, namun saat ini dengan sistem digital cukup dilakukan di Kantor Desa setempat, warga tidak perlu datang ke kantor dukcapil kota atau kabupaten untuk mengurus berkas kependukdukan. 

Pemanfaatan teknologi digital ini sebenarya bukan hanya sebatas untuk layanan publik semacam urusan surat menyurat ataupun terkait berkas kependudukan, namun sebenarnya bisa dikembangkan ke arah yang lebih luas lagi, seperti untuk pemetaan berbagai hal terkait urusan perdesaan, pembuatan bank data dan informasi desa yang setiap saat dibutuhkan tanpa harus bongkar pasang file hard copy (berkas cetakan), mudah, cepat, efektif dan efisien untuk diakses baik oleh pemerintah desa maupun warga desa.

Tentunya saat lembaga pemerintahan desa memilih berkomitmen untuk transformasi menjadi desa digital harus didukung dengan sarana infrastruktur dan suprastruktur yang memadai. 

Perangkat desa berikut jajarannya juga harus terus meningkatkan kualitas SDMnya baik dari sisi pengetahuan maupun skill yang terus mengikuti perkembangan jaman (up to date)  dan program desa digital disosialisasikan ke segenap warga desanya sehingga warga akan lebih cepat pula menyesuaikan.

Penulis

Agus Zubaidi Isroil, S.Ikom

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun