Mohon tunggu...
Agus Tomaros
Agus Tomaros Mohon Tunggu... Penulis - Pemerhati Sejarah

Historia Magistra Vitae

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fort Rotterdam: Sejarah dan Falsafah hingga Kisah Diponegoro

21 September 2022   19:34 Diperbarui: 24 September 2022   03:49 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Miniatur Fort Rotterdam yang menyerupai seekor penyu. Sumber Foto: Pribadi

Telah lima abad Fort Rotterdam berdiri gagah menghadap Selat Makassar. Benteng ini memang telah menjadi saksi betapa bergejolaknya kehidupan di Selat Makassar di masa lampau. Bahkan tidak sekedar menjadi saksi, Fort Rotterdam adalah pelaku sejarah. Benteng inilah yang berusaha menjadi tameng untuk melindungi kejayaan Makassar dari gempuran bangsa Barat (Belanda) di abad XVII.

Fort Rotterdam bukan hanya melulu tentang masa lampau. Hingga saat ini di situs bersejarah yang anggun ini sering digelar event-event budaya. Salah satu yang akan digelar di akhir September ini adalah Gau Maraja yang diinisiasi oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Makassar. 

Publik secara umum juga menjadikan kawasan benteng yang asri ini sebagai tempat favorit untuk melepas penat terutama menjelang senja.

Anak-anak muda kreatif terutama mahasiswa juga memanfaatkan pesona benteng ini untuk menggelar ajang kreativitas. Dulu saat mahasiswa, penulis terkadang mengantar teman ke sini untuk mengikuti perkampungan bahasa Inggris (London Village).

Napak Tilas Sejarah Fort Rotterdam

Fort Rotterdam menjadi tempat yang sangat akrab bagi penulis karena cukup sering membawa siswa menapaktilasi sejarah di benteng ini. Itulah sebabnya penulis bisa mendapatkan referensi yang cukup lengkap terkait sejarah benteng, misalnya buku berjudul Benteng Ujung Pandang: Fort Rotterdam yang diterbitkan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala, Sulsel (1966).

Benteng yang kelak beberapa kali berganti nama ini mulai dibangun sejak masa Raja Gowa IX (Tumapa'risi Kallonna) dan diselesaikan oleh putranya, Raja Gowa X (Tunipallangga Ulaweng) tepatnya tahun 1545.  

Maksud pendirian benteng ini adalah untuk mengawal atau melindungi benteng induk Somba Opu---ibukota Kerajaan Gowa. Saat Perang Makassar bergolak, benteng ini pernah menjadi pusat persiapan militer untuk menghadapi pasukan Belanda. 

Bukti pertempuran dahsyat yang pernah dialami oleh benteng ini masih abadi di dinding Fort Rotterdam bagian depan. Terlihat jelas bekas-bekas peluru meriam yang ditembakkan oleh kapal-kapal perang Belanda dari Selat Makassar.

Bekas-bekas peluru meriam di dinding depan Fort Rotterdam. Sumber Foto: Pribadi
Bekas-bekas peluru meriam di dinding depan Fort Rotterdam. Sumber Foto: Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun