Ya, begitulah dulu cara saya memberhentikan seorang mandor sebelum menggantikannya dengan mandor lainnya. Saya wajib menyampaikan hal-hal rasional dan faktual, bukannya hal di luar itu alias emosional (suka-tidak suka, kecewa, jengkel, marah, dan sejenisnya)
Pengalaman itu juga saya sampaikan pada Odang. Kalau, mungkin, Odang menduga bahwa saya berperan penting dalam keberadaan tukang lain sehingga muncul "persengketaan" personal yang sama sekali tidak profesional, tentu saja, dugaannya sangat meleset.
Akhirnya Odang tidak bisa berbuat apa-apa. Saya sarankan dia meminta perhitungan ulang dengan Sarwan untuk upah dari sebagian yang telah dikerjakannya, meskipun dalam hati saya yakin bahwa Sarwan akan meminta saya untuk menghitung upah yang pantas.
Kemudian dia pamit. Saya merasa sama sekali tanpa beban atas "persengketaan" para pekerja dengan cara pergantian yang semacam itu.
*******
Kupang, 24 Agustus 2019