Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Upaya Mengelola Sumber Daya Manusia (I)

7 Agustus 2019   21:01 Diperbarui: 9 Agustus 2019   23:55 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keberadaan saya selama sekian bulan di ibu kota NTT selalu berkaitan dengan pekerjaan pembangunan, khususnya perbaikan dan pengembangan (renovasi), yang dipesan oleh kawan lama saya, Dominggus Elcid Li, Ph.d. Terhitung sudah lima kali, yaitu 2013, 2014, 2017, 2018, dan 2019. Cukup aduhai, 'kan?

Betapa tidak aduhai, lha wong saya berdomisili di Kota Balikpapan, Kaltim, dan perjalanan udara selalu transit di Bandara Djuanda Surabaya, Jatim, sebelum sampai di Bandara Eltari. Pergi-pulang begitu.

Antara Saya dan Kawan Lama
Saya bukanlah kontraktor atau pemborong (anemer) pembangunan. Saya pekerja lepas (freelancer). Arsitek yang merangkap drafter, dan pelaksana pembangunan yang dengan rangkapan tugas sebagai (PM, SM, Spv.), logister, dan administrator.

Sejak 2013, ya, begitulah pekerjaan saya pasca-berhenti dari sebuah perusahaan kontraktor di Kota Minyak Beruang Madu pada 2012. Sebelum pindah (untuk menikah) ke Balikpapan, saya pernah mengerjakan projek pembangunan, baik "pelat merah" maupun "pelat kuning". Jakarta, Bogor, Bangka Belitung, dan lain-lain.

Segala sesuatu yang berhubungan dengan pembangunan merupakan alasan saya didatangkan oleh kawan lama saya. Kawan lama saya, Elcid, saya kenal sejak 1996, tepatnya ketika acara Seminar Nasional "Mengintip Demokrasi lewat Lubang Humor" di aula Kampus Mrican Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Pada acara itu tugas saya (upahnya nasi bungkus) adalah membuat karikatur untuk suvenir para pembicara (G.M. Sudarta, Jaya Suprana, Wimar Witoelar, Permadi SH, Darmanto Djatman, dan Udin Wartawan Majalah "Humor"). Saya berkuliah di Jurusan Arsitektur Fak. Teknik UAJY, dan sering berkolaborasi dengan mahasiswa FISIP untuk menggarap majalah atau tabloid kampus, bahkan pada 1995 andil dalam kemunculan Unit Kegiatan Mahasiswa "PASTI" (pers mahasiswa lintas jurusan) di UAJY.

Sementara Elcid adalah anggota baru di Senat Mahasiswa FISIP. Dia ditugaskan oleh "seniornya", Yohanes Widodo, yang pernah magang di Majalah Mahasiswa Teknik "SIGMA", dimana saya merupakan anggota di situ. Yohanes Widodo kini dosen di FISIP UAJY.

Kebetulan, dulu, calon istri saya yang kuliah di Jurusan Biologi Lingkungan Fak. Biologi juga pernah menjadi anggota pers kampus ("PASTI"), meskipun hanya satu tahun. Artinya, antara saya, Elcid, dan istri saya merupakan satu lingkaran kegiatan kemahasiswaan.

Kini atau sejak 2012 Elcid bekerja sebagai direktur sebuah lembaga penelitian yang bernama Institute of Resources Governance and Social Change (IRGSC), Kupang. Gelar doktoral (Phd.) bidang Sosiologi diraihnya di Universitas Birmingham, Inggris, dan dikukuhkan di Universitas Harvard, Amerika Serikat.

Saya dan Elcid bertemu kembali di sebuah media sosial pada 2008, atau ketika saya masih di Sentul, Bogor. Paling tidak, melalui jejaring media sosial rekam jejak saya bisa dipantau oleh Elcid, sehingga pada 2013 saya dimintanya datang untuk pekerjaan yang memang bidang saya.     

Orientasi SDM yang Berbeda
Saya dan Elcid berada dalam dunia pekerjaan yang sangat berbeda. Bukan hanya berbeda karena pembangunan fisik dan penelitian, melainkan juga pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun