Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ibu Mana yang Sudi Menerima Anaknya Difitnah?

11 Februari 2019   21:50 Diperbarui: 12 Februari 2019   00:40 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya bergeming karena saya telanjur jatuh cinta pada tulis-menulis, dan menulis bukanlah sekadar mengumbar rasa. Saya semakin serius mendalami kegiatan tulis-menulis dan beberapa kali menguji mental saya dalam kompetisi penulisan, selain gambar-menggambar.

Saya biarkan saja umbaran fitnah sampai ke mana-mana karena bapak-ibu saya lebih menderita akibat fitnah daripada saya, dan saya yakin, bahwa saya para pemfitnah akan menuai hasilnya sendiri kelak. Ya, saya selalu yakin itu pasti terjadi, entah kapan "kelak" itu. Dan, ternyata Tuhan memberkati niat dan kegiatan saya, saya  berjodoh dengan orang luar Babel, istri saya sangat mendukung pilihan saya dalam berkarya, menjauhi komunitas-komunitas berisi kasak-kusuk (fitnah), dan saya bisa mengembara ke daerah-daerah yang jauh dari Babel.

Jadi, pada dasarnya, tidak seorang ibu pun sudi menerima anaknya menjadi objek fitnah, meskipun di luar ranah politik praktis yang miris nan sadis apalagi dalam rangka Pemilu Serentak 2019. Demikian pula dengan istri yang baik, yang merupakan manifestasi berkat Tuhan. Fitnah bisa disebarluaskan atau ditularkan, tetapi tidak satu fitnah pun yang akan lolos dari pertanggungjawaban hidup si pemfitnah sekaligus penyebarnya. Yakinlah itu, Bu Mien Uno! Gusti Allah boten sare.

*******
Balikpapan, 11 Februari 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun