Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Prabowo Menghitung Hari Menuju 2 Desember

24 November 2018   17:29 Diperbarui: 26 November 2018   01:20 3573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Calon Presiden Prabowo Subianto (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak)

Konon Prabowo Subianto (PS) sedang sendirian duduk di teras. Sekeping gawai tergeletak di meja depannya. Sebidang dinding bata merah di belakangnya menatap dengan hening. Suara-suara bebek, kambing, sapi, dan kuda teredam oleh aneka pepohonan dan tanaman lainnya, termasuk sayuran. Semburat senja mengusap langit Bojongkoneng.

2 Desember sebentar lagi. Ulang tahun ke-2 Aksi 2 Desember atau Reuni 212 sudah masuk masa persiapan. Bagian logistik yang ditangani Verry Koestanto, tentunya. Puluhan ribu nasi kotak sedang berada dalam pesanan.

Entah berapa total dana untuk logistik Reuni 212. Ia tidak bisa terlalu masuk ke urusan dana tersebut sebab ia sendiri sedang membutuhkan dana untuk kampanye. Ia menyebutnya sebagai "dana perjuangan".

Pada Kamis (22/11) calon presiden (capres) nomor urut 02 ini meminta sumbangan dana kampanye kepada para relawan yang hadir dalam acara pembekalan relawan di Istora Senayan, Jakarta. Permohonan itu disampaikannya pada saat berorasi di hadapan para relawan. 

"Kemudian tolong terpaksa aku minta bantuan dari kalian semua. Karena kita kekurangan dana perjuangan. Kami minta kerelaan yang mau bantu Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 20.000. Berapa pun," katanya.

Namun bukan itu yang sedang direnungkannya. Ia yakin, panitia reuni mampu memakluminya.

Rabu (21/11) dan seusai berpidato di Indonesia Economic Forum 2018 di Hotel Shangri-La, Jakarta seusai PS ditanya oleh wartawan asing soal sikapnya mengenai rencana pemindahan Kedubes Australia dari Tel Aviv ke Yerusalem.

"Untuk pemindahan kedutaan, saya belum membaca soal keputusan Australia memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Kita sebagai pendukung Palestina, kita tentu punya pendapat sendiri, tapi Australia juga merupakan negara independen dan berdaulat, maka kita harus menghormati kedaulatan mereka," jawabnya.

Berita itu pun segera menyebar. Penting dipahami, Indonesia berada dalam posisi terdepan dalam pembelaan kepada Palentina, apalagi perihal Yerusalem yang dijadikan sebagai ibu kota Israel pada 2017.

Dalam pidato di Gedung Putih, Rabu (06/12/2017) Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, sudah saatnya untuk mengakui secara resmi Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

"Hari ini Yerusalem adalah kursi bagi pemerintah modern Israel, rumah bagi parlemen Israel, Knesset, rumah bagi Mahkamah Agung," tuturnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun