Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Mengintip Manuver Yusril Merapat ke Jokowi

7 November 2018   20:30 Diperbarui: 9 November 2018   11:40 1757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yusril Ihza Mahendra, saat wawancara di kantor redaksi Kompas.com, Jakarta, Selasa (5/4/2015). (KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO)

Pesan itu pun dilaksanakan oleh Ahokers untuk Jokowi-Ma’ruf Amien  dalam acara “Curhat Ahoker” di Sarinah Jakarta Pusat, Rabu, 15/8. "Acara ini dibuat untuk menyikapi kegalauan Ahoker pasca pengumuman Capres dan Cawapres, dimana Jokowi memilih KH Ma'ruf Amin" kata Penggagas acara Gus Soleh.

Kekariban Jokowi-Ahok berbanding terbalik dengan Ahok-YIM. Di daerah asal YIM dan Ahok, yaitu Belitung Timur (Beltim), hubungan keduanya sangat kurang harmonis.

Sebagian orang Beltim sudah mengetahui seberapa kurang harmonisnya hubungan antara YIM sekeluarga besar dan Ahok sekeluarga besar dalam realitas politik praktis di sana. Masing-masing memiliki keberpihakan di antara keduanya.

Pada Senin, (5/11) YIM merapat ke pasangan nomor 01, ternyata, malam sebelumnya (Minggu malam, 4/11) adik Ahok, Basuri Tjahaja Purnama alias Yuyu mendukung pasangan tersebut. Yuyu juga mantan Bupati Beltim 2010-2015.

"Saya ikut mendukung blusukan atau tim apa pun yang ada hubungannya untuk memenangkan capres nomor 1, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, untuk kebaikan dan kejayaan negara Indonesia," kata Yuyu di Hotel Aston Inn Semarang.

Pada kontestasi Pilbup 2015, sebagai petahana Yuyu dikalahkan oleh kakaknya YIM, Yuslih Ihza Mahendra. Yuslih yang berpasangan dengan Burhanudin meraih 51,28% (32.015 suara), Yuyu yang berpasangan dengan Fezzy Uktoloseja meraih 31,56% (19.698 suara). Lainnya oleh pasangan Usmandie-Musdiyana.

Meski ada wacana untuk "menarungkan" antara YIM dan Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017 setelah kemenangan 1-0  antara klan Mahendra vs. klan Purnama di Beltim, YIM tidak berminat.

Realitas dinamika politik terkini secara gamblang menampilkan rivalitas politik tidak "wajib" sama di setiap daerah. Politik tingkat regional bahkan dalam satu daerah yang sama tidaklah berarti akan berseberangan di tingkat nasional.

YIM dan Prabowo

YIM pernah "membantu" Prabowo dalam gugatan ke MK pasca-Pilpres 2014, meskipun akhirnya tetap kalah. Ia juga andil dalam pemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Tetapi, ia kecewa pada Prabowo yang tidak memilih seorang ulama sebagai cawapres untuk maju ke Pilpres 2019. Bahkan ia menyebut Prabowo telah memfitnahnya, terkait dengan Koalisi Keummatan  dalam acara Ijtimak Ulama di Hotel Menara Peninsula, Slipi, Jakarta Barat (26-29/7/2018). Koalisi itu disebutnya "koalisi fatamorgana" melalui akun Instagram @yusrilihzamhd, seperti diakses Detik.Com, Selasa (14/8/2018)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun