Pada 30 Oktober saya mendapat catatan (notification) dari Kompasiana.
Hallo, Kompasianer. Melihat dari performa tulisan kamu di bulan Oktober, kamu berpeluang untuk mendapatkan K-Rewards. Namun apabila Anda tidak menginginkan rewards tersebut Anda bisa memberikan seluruh pendapatan Anda untuk didonasikan melalui program K-Rewards. Simak selengkapnya melalui link ini.
Saya tidak menjawab (membalas) catatan di bawahnya, atau mengikuti arahan Kompasiana dengan "Simak selengkapnya melalui link ini". Mendadak saya kehilangan kata-kata karena teringat pada program K-Rewards sebelumnya.
K-Rewards
Pada 26 Maret 2018 nama saya tercantum sebagai penerima K-Reward senilai Rp52.660 dalam artikel "Deretan Kompasianer yang Berhak Meraih Pendapatan dari Program K-Rewards!"
Esoknya, 27/3, Kompasiana memajang artikel Lewat K-Rewards, Kami Ingin Mengapresiasi Semua Kompasianer.
Pada alinea pertama tertulis, "Selama sebulan terakhir, Kompasiana menggelar satu program yang belum pernah diadakan sebelumnya. Yaitu program loyalitas bernama K-Rewards yang memberikan kesempatan kepada semua penulis di Kompasiana untuk mendapatkan uang berdasarkan performa artikel yang didapat selama satu bulan."
Lalu saya menulis komentar, "Saya mengapresiasi kebaikan pengelola Kompasiana, yang salah (lho, mengapa "salah", ya?) satunya adalah program K-Reward. Saya percaya bahwa program tersebut berpotensi sebagai pemicu bagi sebagian (besar atau kecil, ya, terserah) Kompasianer.
Bagi saya sendiri, menulis dan memajang karya (tulisan/artikel) di Kompasiana tetaplah seperti awal motivasi saya sejak bergabung, yaitu 1) melatih diri dalam berpikir dan menyampaikan pemikiran kepada siapa saja yang berminat membacanya melalui media alternatif bernama Kompasiana; 2) menyimpan atau menabung karya; 3) mencoba untuk menikmati suasana ber-Kompasiana, baik disukai, dikomentari maupun sekadar dibaca.
Dari akun yang non-aktif bernama Agustinus Wahyono ke Gus Noy ini pun merupakan upaya saya untuk konsisten (bandel?) dengan motivasi awal itu. Sangat menyenangkan bagi saya sendiri. Kalau saya sendiri tidak senang, ya,apa gunanya saya 'konsisten' (bandel?) begini, 'kan?
Itu saja pendapat saya. Mengenai 'pendapatan', mohon menjadi rahasia saya saja. Terima kasih."