Pelajaran usang mengatakan bahwa salah satu kemuliaan manusia adalah dibekali dengan pemikiran, akal budi, logika, atau rasionalitas. Kemuliaan tersebut yang membedakan manusia dengan hewan, tanaman, benda-benda, dan lain-lain.
Pelajaran usang juga mengatakan bahwa kemuliaan tersebut berkaitan dengan adab atau peradaban. Kebalikannya alias tidak beradab sering kali dianggap "terbelakang", bar-bar, dan biadab. Bagi kalangan lain, ada istilah yang dinamakan "jahiliyah".
Tetapi belum ada pelajaran usang yang mengatakan perihal "sekelompok orang konyol". Baiklah. Mungkin perlu sedikit penjelasan mengenai pemilihan kata "konyol" agar mudah memahami "sekelompok orang konyol".
Konyol
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) karangan W.J.S. Poerwadarminta, konyol artinya setengah gila; bodoh; kurang akal.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi daring (www.KBBI.web.id.), Â konyol artinya: 1. tidak sopan; kurang ajar; 2. agak gila; kurang akal; 3 tidak berguna; sia-sia.
Orang Konyol Membuat Kelompok
Pelajaran usang belum juga mengatakan tentang sekelompok orang konyol, meskipun fakta-realitanya ada, bahkan entah sampai kapan sekelompok orang konyol itu akhirnya mendapat pencerahan lalu membubarkan diri.
Beberapa contoh sekelompok orang konyol yang nyata. Sekelompok pendukung (suporter) klub sepakbola yang melakukan tindakan konyol. Bentrokan, baik antarkelompok maupun dengan kalangan yang tidak terkait, semisal pengguna jalan umum, bukanlah lah hal yang asing atau langka.
Sekelompok orang dalam sebuah organisasi, semisal sebuah organisasi massa (ormas). Di beberapa wilayah terdapat ormas yang lazim dengan tindakan kekerasan. Bentrok antara ormas melawan kelompok apa, atau malah, antarormas, bukanlah kejadian langka.
Mungkin, bagi kalangan tertentu, sekelompok orang konyol itu lebih mengutamakan (mengandalkan) otot daripada otak; otot dikedepankan tetapi otak dikebelakangkan. Tidak memahami duduk persoalannya, langsung saja main hantam kromo. Slogan yang umum, misalnya, "pukul dulu, pikir kemudian", "hajar dulu, perkara belakangan", dan sejenisnya.