Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis

Gemar membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

[Novel] Yamle Sang Burung Api, Episode 43-44

21 Mei 2025   02:31 Diperbarui: 21 Mei 2025   02:31 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Cover Novel Yamle Sang Burung Api (Dokumentasi Pribadi)

Melarikan Diri ke Pelabuhan

Malam itu dingin dan penuh dengan ketegangan. Bayang-bayang gelap menyelimuti jalan-jalan menuju pelabuhan, tempat mereka berharap menemukan kapal yang akan membawa mereka kembali ke Tanah Marind. Setiap langkah yang diambil oleh Wakati, Dabu, Mayul, dan Yamle terasa seperti gema yang menggema di seluruh kota yang sepi.

"Kita harus tetap rendah," bisik Wakati sambil menuntun kelompok itu melalui gang sempit. "Penjaga mungkin masih mencari kita."

"Aku tidak percaya kita berhasil keluar dari istana," kata Yamle dengan suara pelan. "Tapi kita belum aman, kan?"

"Belum," jawab Mayul tegas. "Tapi kita akan segera berada di kapal, dan itu akan membawa kita jauh dari sini."

Langkah-langkah mereka berhenti sejenak ketika mereka mendengar suara derap kaki dari kejauhan. Mereka segera berlindung di balik tumpukan peti kayu yang ada di tepi jalan.

"Penjaga?" tanya Dabu dengan napas tertahan.

Wakati mengintip perlahan. "Tidak, sepertinya hanya warga biasa. Tapi kita tetap harus berhati-hati."

Setelah beberapa saat, mereka melanjutkan perjalanan mereka. Pelabuhan sudah semakin dekat, dan suara ombak yang menghantam dermaga mulai terdengar. Hati mereka berdebar kencang, penuh harapan dan kecemasan.

"Kita harus menemukan kapal yang siap berlayar," kata Mayul. "Kita tidak punya waktu untuk menunggu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun