Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Belajar Hidup Sebelum Belajar Akademik: Keluarga sebagai Sekolah Karakter

17 Februari 2025   04:10 Diperbarui: 19 Februari 2025   20:38 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak untuk belajar mencintai dan mengasihi sebelum mengenal angka dan huruf, sebagaimana ditegaskan oleh Paus Fransiskus menyatakan bahwa "keluarga adalah tempat pertama kita belajar mencintai dan mengasihi." Sejak kecil, anak menyerap nilai-nilai seperti kasih sayang, kejujuran, dan empati melalui interaksi dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya. Kata-kata lembut, perhatian tulus, serta kebiasaan berbagi dan meminta maaf menjadi dasar pembentukan karakter mereka. Pendidikan akademik penting, tetapi tanpa fondasi karakter yang kuat, ilmu yang diperoleh bisa kehilangan makna. Anak yang tumbuh dengan nilai kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab di rumah akan membawa prinsip itu ke sekolah dan masyarakat, menjadikannya kompas dalam menjalani kehidupan.

Keluarga sebagai Sekolah Karakter

Sebelum seorang anak mengenal guru di sekolah, mereka terlebih dahulu belajar dari guru di rumah: orang tua, kakek-nenek, dan saudara. Tanpa disadari, keluarga adalah sekolah pertama tempat anak mengenal dunia. Di sinilah mereka belajar membedakan mana yang baik dan buruk, bagaimana bersikap terhadap orang lain, serta memahami arti kasih sayang dan tanggung jawab. 

Namun, anak-anak tidak hanya belajar dari kata-kata. Mereka lebih mudah menyerap apa yang mereka lihat dan rasakan setiap hari. Jika orang tua mengajarkan kejujuran, tetapi dalam keseharian sering berbohong, anak pun akan menangkap bahwa kejujuran bukanlah hal penting. Sebaliknya, ketika anak melihat orang tuanya berbicara dengan lembut, saling menghormati, dan memperlakukan orang lain dengan baik, mereka akan meniru sikap tersebut tanpa perlu banyak nasihat. 

Keluarga adalah tempat pertama anak belajar menyayangi dan disayangi, berbagi tanpa pamrih, serta bertanggung jawab atas tindakan mereka. Kebiasaan sederhana seperti mengucapkan "tolong" dan "terima kasih," meminta maaf ketika bersalah, atau membantu pekerjaan rumah, adalah pelajaran kecil yang membentuk karakter mereka di masa depan. Dengan bimbingan dan teladan yang baik dari keluarga, anak-anak akan tumbuh, tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki hati yang penuh kasih dan sikap yang bertanggung jawab.

Mengapa Pendidikan Karakter Harus Didahulukan?

Sebelum seorang anak belajar membaca dan berhitung, mereka belajar tentang kejujuran, tanggung jawab, dan bagaimana bersikap terhadap orang lain. Karakter yang kuat bukan hanya bekal dalam kehidupan sosial, melainkan juga fondasi bagi kesuksesan akademik. Anak yang terbiasa disiplin, menghargai waktu, dan memiliki rasa tanggung jawab sejak kecil akan lebih siap menghadapi tantangan belajar di sekolah. 

Di Jepang, anak-anak tidak langsung diajarkan matematika atau sains saat masuk sekolah. Sebaliknya, mereka lebih dulu belajar bagaimana bersikap sopan, menghormati guru dan teman, serta menjaga kebersihan dan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa membentuk karakter yang baik adalah langkah pertama sebelum anak menerima ilmu akademik. Sebab, tanpa sikap yang benar, ilmu yang tinggi pun tidak akan bermanfaat sepenuhnya. 

Seorang anak yang terbiasa jujur di rumah akan membawa nilai itu ke dalam setiap aspek kehidupannya, termasuk dalam belajar. Anak yang tumbuh dengan empati akan lebih mudah bekerja sama dalam kelompok dan memahami sudut pandang orang lain. Sementara itu, anak yang telah terbiasa disiplin tidak akan kesulitan mengikuti aturan dan tuntutan akademik di sekolah. 

Pendidikan karakter bukanlah sesuatu yang bisa dikesampingkan. Ia adalah kunci yang membuka jalan bagi anak untuk sukses, tidak hanya dalam pendidikan formal, tetapi juga dalam kehidupan mereka di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun