Mohon tunggu...
Agustinus Marjito
Agustinus Marjito Mohon Tunggu... Guru - Saya adalah seorang pendidik sekolah dasar dan memiliki kecintaan pada dunia pendidikan anak-anak.

Praktisi pendidikan Dasar di Yogyakarta. Menempuh pendidikan di De Lasalle University Manila, Philipine dengan fokus Management Pendidikan dan kepemimpinan sekolah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Situasi Tak Menentu: Pembelajaran Tatap Muka Kembali ke 50%

1 Februari 2022   23:33 Diperbarui: 23 Februari 2022   11:21 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meningkatnya kasus penularan virus Corona di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk di Yogyakarta membuat Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta menetapkan Pembelajaran Tatap muka di seluruh level sekolah sebesar 50% daya tampung sekolah. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan kota Yogyakarta melalui pesan WhatsApp pada tanggal 1 Februari 2022 sekitar pukul 18.01 menit. Melalui pesan ini Kepala Deinas Pendidikan Kota Yogyakarta menginstruksikan kepada semua Kepala Sekolah baik ditingkat TK-SD-SMP untuk mengatur jalannya pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah masing-masing.  

                                                                                                                 Foto koleksi pribadi

Seperti telah dilaksanakan beberapa minggu sebelumnya, mulai tanggal 3 Januari 2022, Dinas Pendidikan kota Yogyakarta telah menetapkan bahwa pembelajaran tatap muka dilaksanakan 100%.  Setelah berjalan beberapa minggu, terjadi terjadi penularan virus Corona di beberapa sekolah di Wilayah DIY. Beberapa sekolah terpaksa harus ditutup sementara waktu untuk menghindari penularan yang lebih luas pada peserta didik dan pendidik.

Situasi belum menentu

Peristiwa penularan virus Corona di lingkungan sekolah membuat situasi dan kondisi belum menentu untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka.  Ini membuktikan bahwa bayang-bayang penularan virus corona dilingkungan sekolah tetap menjadi ancaman bagi pendidik dan peserta didik yang melakukan pembelajaran tatap muka. Ancaman virus Corona belum benar-benar hilang dari lingkungan hidup kita bersama. Oleh karena itu protokol kesehatan masih tetap harus kita laksanakan secara benar.

Situasi yang tidak menentu tidak mendukung pelaksanakan pendidikan bagi anak-anak. Jika situasi tidak menentu seperti ini terus kita alami tentu akan menimbulkan kerugian bagi pendidikan anak-anak. Oleh karena itu sebagai penyelenggara pendidikan harus tetap fokus pada upaya bagaimana menciptakan lingkungan yang mendukung para peserta didik terus belajar di era pandemi ini. Apa yang perlu dilakukan agar proses pendidikan dan proses pembelajaran terus berlangsung di era yang tidak menentu sekarang ini? Bentuk pembelajaran seperti apa yang perlu di siapkan.

Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi telah juga mengeluarkan kurikulum prototipe untuk mendukung pemulihan pembelajaran yang hilang selama pandemi ini. Dikatakan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementrian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Bp. Anindito Aditomo, bahwa Sekolah diberikan kebebasan untuk memilih kurikulum yang dilaksanakan di sekolah sesuai dengan kondisi masing-masing. Kurikulum prototipe menjadi opsi bagi satuan pendidikan yang sudah siap dan ingin melaksanakan kurikulum prototipe ini dengan pembelajaran paradigma barunya. Menurut hasil evaluasi yang dilakukan Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek), sekolah-sekolah yang menggunakan Kurikulum Darurat lebih maju empat sampai lima bulan belajar daripada yang menggunakan Kurikulum 2013 secara penuh (https://www.kemdikbud.go.id).

Menetapkan model pembelajaran yang pas bagi satuan pendidikan

Sekarang pekerjaan ada di satuan pendidikan untuk sungguh-sungguh menentukan kurikulum dan model pembelajaran yang lebih tepat bagi para peserta didik sesuai dengan kondisi masing-masing. Penulis melihat pentingnya satuan pendidikan memiliki pola pembelajaran yang kurang lebih baku dan secara konsisten dilaksanakan, sehingga tidak terpengaruh dengan kebijakan yang sangat cepat berubah-ubah. 

Pembelajaran harus melibatkan teknologi untuk menghubungkan pendidik dan peserta didik. Blended learning menjadi pilihan yang tepat pada saat ini sehingga pendidik dan peserta didik tidak hanya mengandalkan pembelajaran tatap muka, tetapi mereka juga tetap bisa belajar dalam bimbingan guru melalui pembelajaran online. Pengalaman penulis, mengamati hasil belajar online selama pandemi di semester I kelas I di SD PL Yogyakarta menunjukkan hasil yang cukup baik. Anak-anak tetap dapat belajar membaca dan berhitung dengan baik dengan bantuan Learning Management System yang digunakan di sekolah.  Pembelajaran harus menggunakan multi moda supaya proses pembelajaran tetap berlangsung meskipun sekolah harus tutup atau harus menjalankan hanya sebagian dari kapasitas sekolah misalnya 50% kapasitas siswa. 

Selain itu pembelajaran yang menekankan pembentukan karakter perlu terus menerus ditekankan; agar semua pendidik melakukan proses pembelajaran ini dengan baik. Pembelajaran tidak saja diarahkan pada penguasaan materi, tetapi lebih-lebih harus diupayakan pembentukan karakter siswa; terutama pada saat anak-anak menjalani pembelajaran tatap muka terbatas. Peranan teknologi untuk melengkapi proses pembelajaran yang telah terjadi di dalam kelas; ataupun untuk membantu anak-anak mempersiapkan diri sebelum pembelajaran tatap muka.

Kolaborasi Orang tua siswa dan guru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun