Mohon tunggu...
wulanindri
wulanindri Mohon Tunggu... Administrasi - agustin

Pengangguran bahagia

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Seputar Pasca Panen Tanaman Padi

11 Maret 2022   12:57 Diperbarui: 11 Maret 2022   13:00 988
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasca panen padi / dokpri

Tangkai dan daun padi yang sudah bersih dari bulir bulir nya untuk yang masih hijau bisa kemudian dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk pakan ternak.
Untuk beberapa petani ada membakar daun sisa padi mereka untuk kemudian mengolah kembali tanah sawah secara tradisional dengan cara di pacul memakai alat cangkul terlebih dakhulu. Sementara bibit padi di semai di tempat lain. Dalam setahun petani mampu menanam padi sebanyak tiga kali. Lama penanaman hingga panen kurang lebih sekitar 100 hari untuk padi dengan bulir putih, beras jokowi. Sementara untuk padi bonyot memakan waktu yang lebih lama, begitupun untuk padi dengan bulir hitam penghasil beras hitam bisa hingga enam bulan dari tanam hingga panen. 

Untuk bibit sendiri umumnya para petani menyamakan dengan petani yang lain atau yang memang sudah mereka biasa semai. Umumnya padi dengan bulir putih atau padi dengan bulir merah, sementara beberapa padi ketan putih, dan beberapa ketan hitam bibit nya cukup sulit untuk di dapat, dan tidak banyak yang menanamnya. Sehingga harga nya cukup mahal begitupun produk turunannya seperti tepung ketan beras putih sementara tepung ketan merah atau hitam belum saya temukan apalagi untuk beras hitam.
Untuk tangkai padi sisa panen merupakan media tumbuh jamur merang. Dulu biasanya para petani menumpuk tangkai nya di bawah saung dekat sawah mereka. Tangkai yang sudah nampak kering diatasnya jika dibuka nampak tangkai yang sudah agak busuk dan di penuhi dengan jamur padi. Jamur yang berbentuk bulat telur untuk masih kuncup dan yang sudah terbuka. Keduanya bisa dikonsumsi dan rasanya sangat enak. Jamur padi atau merang ini bisa juga ditemukan di hamparan tangkai sisa panen  di pinggir pematang sawah, jamur padi tumbuh tidak sebanyak yang di bawah saung. Untuk pembudidayaan jamur merang beberapa petani ada yang sudah mampu menghasilkan jamur merang dengan baik dan yang lainnya masih banyak yang kesulitan untuk menghasilkan jamur dari sisa tangkai padi mereka. Dulu saat saya baca buku mengenai pembudidayaan jamur merang dengan membuat semacam saung untuk tangkai padi sisa panen, fokus ke pengkondisian suhu. Sementara saat itu jamur merang bisa di temukan di banyak tempat karena petani banyak yang sengaja menimbunnya sehingga menghasilkan jamur dengan sendirinya, tidak dibakar seperti sekarang agar lebih cepat proses penanaman kembali. Sekarang hanya beberapa pemuda yang tertarik untuk menjadikannya media penyemaian jamur itupun dengan tehnik yang tidak mudah, ada yang menambahkan ragi agar jamur mudah tumbuh ada yang membuat bibit nya terlebih dakhulu. F1, F2. Ada yang fokus pada pengkondisian suhu agar jamur mudah tumbuh dll. Selain tangkai sisa dari panen padi bisa juga menemukan makanan enak setelah panen apalagi ikut turun nga 'gebug' yakni petik petik daun genjer dan daun eceng. Di masak tumis pakai garam, vetcin dan kecap. Rasanya lebih enak dari masakan yang sama sebelum panen. Di tengah masyarakat yang kian instan seperti mi instan kita yang kian menjadi nomor satu di dunia. Barangkali hal hal semacam mengolah sisa panen bukan hal yang terlalu di perlukan, apalagi untuk anak muda jaman sekarang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun