Mohon tunggu...
wulanindri
wulanindri Mohon Tunggu... Administrasi - agustin

Pengangguran bahagia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Secangkir Kopi dalam Hujan

9 Januari 2022   15:44 Diperbarui: 9 Januari 2022   15:57 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kala rintik hujan tak jua reda
Sepintas langit memutih berkepul asap
Tetesannya masih membasahi daun, jalan dan juga orang
Dingin merasa rindu pada hangat
Bau kopi terhirup sepintas memikat
Membuai mendekap
Racikan pertama dari panen pertama
Berkulit merah ranum elok dipetik
Lama di udara mentari memangang hangat
Sedap bijinya saat di sangrai
Dibaliknya bersuara pada wajan
Gemericik, meramaikan hari
Satu kali sangrai boleh di coba
Dua kali sangrai coklat serupa
Wangi kopi tercium tajam beda jamu
Tiga kali sangrai hitam rupanya
Biji yang dingin digiling halus, di tumbuk, di ayak
Disimpan di gelas perak berteman manis
Hawa kecut kabur, berganti bau kopi
Bubuk halusnya menutupi kristal gula
Satu sendok gula dua sendok kopi
Dua sendok gula satu sendok kopi
Mau yang mana ?
Satu kali sangrai, dua kali sangrai, tiga kali sangrai.
Panas air termos menutupi cangkir
Filosopi hingga cerita sederhana petani
Di putarnya sendok itu hingga bercampur
Seolah dibuai cinta yang tak ada habisnya
Cemburu kopi pada gula yang meleleh
Habis, ampasnya mengendap
Sekarung biji kopi masak
Secangkir kopi panas di atas meja
Kawan datang menawarkan bibit baru
Tiap seruputnya lama melekat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun