Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Selamat Hari Buku Nasional, Sudahkah Anda Membaca Buku Hari Ini?

17 Mei 2025   16:22 Diperbarui: 17 Mei 2025   16:22 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Baik. Saya akan mengulangi pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini, "Sudahkah Anda membaca buku hari ini?"

Buku lho, ya. Buku. Bukan kitab suci. Kalau kitab suci itu 'kan ranahnya berbeda. Rata-rata orang terbiasa membuka hari dengan membaca/mengkaji kitab suci sesuai dengan agama/kepercayaan masing-masing. Telah menjadi suatu kebutuhan. Lain halnya dengan buku biasa.

Kalau Anda menjawab "Belum", coba tengok sekarang (saat Anda membaca tulisan ini) pukul berapa. Kalau masih pagi atau siang, tenang. Masih ada kesempatan untuk membaca buku di sisa hari.

Kalau sudah terlalu malam yang berarti sudah saatnya rehat, ya sudahlah. Segera rehat dan tidur saja. Baca bukunya besok saja. Terlebih kalau badan sudah terasa lelah. Tidur nyenyak tentu lebih perlu Anda lakukan daripada membaca.

Urusan membaca buku itu dibikin santai saja. Kalau membaca dalam situasi santai dan nyaman serta pikiran segar, pasti isi buku bakalan lebih mudah teresapi. Terlebih kalau buku yang dibaca termasuk kategori berat.

Intinya, mari perlakukanlah aktivitas membaca sebagai me time yang menyenangkan. Tak sekadar kewajiban untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Hari Buku Nasional ditetapkan pada tanggal 17 Mei 2002. Dimaksudkan sebagai momentum untuk mengajak bangsa Indonesia memperkuat budaya baca. Ide penetapannya terpantik dari rendahnya minat baca dan tingkat literasi di Indonesia.

Namun, sayang sekali sejak ditetapkan pada tahun 2002 silam gaungnya terasa kurang keras. Alhasil, sampai sekarang kita sama-sama melihat betapa masyarakat Indonesia masih konsisten rendah minat baca dan tingkat literasinya.

Apakah hal itu berbahaya? Jelas berbahaya. Masyarakat yang rendah minat baca dan kemampuan literasinya bakalan mudah termakan hoaks. Bila membaca sebuah berita bisa salah tangkap makna. Terlebih jika gaya bahasa yang dipakai dalam berita tersebut satire.

Kemudian karena rendah minat bacanya, masyarakat cenderung malas membaca sebuah artikel dengan utuh. Alhasil, mereka merasa cukup dengan hanya membaca judul yang bombastis dan provokatif. Sementara saat ini media hobi banget bikin judul berita yang clickbait. Klop, deh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun