Tempo hari pada liburan long weekend, saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke Malioboro. Tepatnya saya ke situ pada Sabtu sore. Sengaja sorenya pada jam yang sama dengan kunjungan seminggu sebelumnya.
Sekadar pengingat dan informasi bagi Anda yang belum tahu, seminggu lalu saya juga ke Malioboro. Tatkala itu situasinya mengherankan sebab kawasan Malioboro relatif sepi, padahal sedang akhir pekan. Saya telah menuliskannya juga di Kompasiana.
Jadi begitu tahu ada long weekend sepekan kemudian, saya berencana balik ke Malioboro pada jam yang sama. Jujur saya antara penasaran dan cemas. Jangan-jangan saat long weekend juga sepi? Kalau long weekend tetap sepi, apa penyebabnya? Sudah separah itukah dampak dari melambannya pertumbuhan ekonomi?
Syukurlah atmosfer liburan sudah langsung menyergap, bahkan ketika saya belum keluar gang kampung. Dari kejauhan deru kendaraan terdengar tak putus-putus. Nun jauh di depan saya, jalan raya yang dekat mulut gang menunjukkan hilir mudik kendaraan dan orang-orang yang berjalan kaki ke arah timur. Mereka adalah rombongan wisatawan yang hendak ke Malioboro.
Sesampainya di luar gang, pandangan mata saya langsung berpatroli. Ternyata lalu lintas memang sedang padat merayap. Tampak bus-bus besar melaju ke barat. Dapat dipastikan bahwa itu adalah rombongan wisatawan yang barusan meninggalkan kawasan Malioboro.
Saya tersenyum tipis dan mulai melangkah menuju Titik Nol. Diam-diam bersyukur dan menyimpulkan. Mungkin minggu lalu sepi karena orang-orang memutuskan liburan ke Yogyakarta saat long weekend saja.
Kesimpulan tersebut menguat tatkala saya melihat banyak sekali wisatawan yang pepotoan di Titik Nol Yogyakarta. Terlebih sejak keluar dari gang Kampung Kauman, saya berjalan di antara rombongan wisatawan. Saat tiba di dekat kantong parkir bus pariwisata pun berpapasan dengan sekelompok wisatawan yang hendak kembali ke bus.
Tak bisa disangkal. Suasana liburan amat kentara saat itu. Di sepanjang Jalan Malioboro, trotoar di sisi barat dan timur jalan dipenuhi wisatawan. Begitu juga ketika saya memutuskan singgah ke Teras Malioboro 1 (Beskalan).
Tak disangka, Teras Malioboro Beskalan demikian penuh. Banyak yang duduk-duduk di halaman depannya. Tidak hanya duduk di bangku-bangku, tetapi juga lesehan tanpa tikar. Mungkin mereka sedang melepas penat setelah keliling Malioboro. Mungkin pula sedang menunggu teman-teman mereka yang entah masih tersebar di bagian Malioboro sebelah mana.
Namun, yang paling bikin ramai sudah pasti kehadiran grup musik jalanan. Mereka manggung (ngamen dalam formasi lengkap) di halaman Teras Malioboro itu. Berbaur dengan para wisatawan. Bahkan, memberi kesempatan kepada mereka untuk ikut bernyanyi dan berjoget.