Sungguh memprihatinkan jika ada yang meninggalkan shalat Magrib gara-gara acara bukber. Sedihnya, hal itu malah lumayan kerap terjadi di kalangan muda usia.
Mungkin Anda bertanya ragu, "Adakah orang yang begitu? Mengabaikan yang wajib (yakni shalat fardhu Magrib) dan lebih fokus pada yang tidak wajib (bersama-sama berbuka puasa)?"
Ternyata ada. Saya menulis ini 'kan berdasarkan pengalaman pribadi dan pengalaman beberapa teman. Plus membaca komentar-komentar di TikTok.
Apa boleh buat? Rupanya bukber telah mengalami pergeseran tatacara.
Bukber adalah singkatan dari Buka Bersama. Â Adapun kata "buka" di sini merujuk pada buka puasa. Bisa buka puasa Ramadan, bisa pula puasa sunnah.
Bukber merupakan tradisi unik dari masyarakat Muslim Indonesia. Terutama saat Ramadan. Tujuannya memperkuat ukhuwah (persaudaraan) di antara pesertanya. Pun, untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Nah, itu! Untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Jadi mestinya, bukber mengandung aktivitas-aktivitas ukhrawi. Poin inilah yang merupakan nilai lebih dari sebuah aktivitas bernama bukber.
Saat berniat mendatangi bukber lillaahi ta'ala untuk bersilaturahmi dengan teman atau kolega, itu sudah bernilai kebaikan. Not just for fun.
Kemudian saat menyimak tausiah jelang berbuka puasa. Plus melantunkan doa Ramadan bersama-sama. Ini pun sebuah kelebihan lainnya.
Begitu azan Magrib berkumandang dan menikmati iftar bersama-sama, dilanjutkan dengan shalat Magrib berjamaah, nilai kebaikannya kembali bertambah. Bukan malah meninggalkan kewajiban shalat Magrib.
Sesungguhnya memberi nilai lebih untuk sebuah bukber itu mudah 'kan? Tidak butuh ongkos mahal.