Selama ini saya meyakini bahwa saat Ramadan semua setan dibelenggu. Tak ada satu pun yang berkeliaran. Ternyata tidak begitu ...
Pada hari pertama Ramadan 2023 tempo hari, saya punya beberapa aktivitas berfaedah. Salah satunya baca-baca artikel keislaman. Kebetulan isi artikelnya terkait dengan setan semua. Terutama  penjelasan mengenai setan yang dibelenggu selama Ramadan.
Semula saya membaca dengan semangat remidi. Pikir saya, "Baca ulang, ah, supaya makin nempel di otak."
Terusterang saja, sejak kecil saya amat yakin bahwa setan benar-benar tak berkutik selama Ramadan. Walaupun ketika makin besar dan dewasa, saya juga bertanya-tanya, "Para setan dibelenggu saja masih banyak orang yang berbuat keburukan. Lalu, siapa yang menggoda mereka?"
Teman-teman dan kenalan saya menjawab, "Berarti manusianya memang jahat."
Kefakiran ilmu tidak serta-merta membuat saya gigih mencari tahu jawaban validnya. Saya tetap yakin bahwa masa-masa Ramadan adalah masa-masa aman dari gangguan setan. Setan bisa apa kalau dibelenggu?
Dalam imajinasi saya, Allah SWT merantai leher setan. Kemudian ujung rantai tersebut diikat kuat-kuat di sel besi neraka. Entahlah bagaimana semua berawal, kok bisa-bisanya imajinasi begitu yang menetap di benak ini.
Berdasarkan pemikiran tersebut, saya menjadi lebih pemberani tatkala Ramadan. Kalau biasanya kerap menangkap hawa seram di malam hari, saat Ramadan tidak sama sekali.
Terlebih faktanya, malam-malam Ramadan memang semarak. Orang-orang bertarawih, lalu dilanjut dengan bertadarus bersama. Pada dini harinya mereka sudah mulai bangun untuk beribadah, kemudian disambung sahur.
Dengan situasi seperti itu, mana ada seram-seramnya 'kan? Wajarlah kalau saya tetap yakin bahwa tak ada setan keluyuran.
Hingga kemarin, saya temukan artikel terkait Ramadan dan setan yang dibelenggu. Rupanya, oh, ternyata. Ada penjelasan lebih luas mengenai hal tersebut.
Beberapa ulama memahami bahwa yang dibelenggu hanya setan pembangkang. Yang kelas kakap. Yang piawai menuntun manusia ke dalam kubangan kesesatan.
