Yeah? Sejauh pengalaman saya, dahulu orang-orang awam sastra (puisi) pun tahu Chairil Anwar. Idem ditto dengan saya, mereka tahunya dari buku mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Cuma bedanya, saya kemudian lanjut baca-baca tentang Chairil Anwar, sedangkan mereka tidak. Wah, wah, wah. Saya mendadak merasa tiada kawan, nih.
Mampus kau dikoyak-koyak sepi
(Chairil Anwar, Sia-sia")
Muehehehe ....
UNIKNYA "DOA"
Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, tak ada satu pun puisi Chairil Anwar yang menjadi puisi favorit di hati. Saya bingung menentukan satu pilihan. Namun, ada satu puisinya yang saya nilai unik. Puisi yang saya maksudkan berjudul "Doa".
Uniknya di mana?
Begini. Silakan ingat-ingat barang sejenak. Bukankah Chairil Anwar tak pernah dikenang sebagai sosok yang religius? Alih-alih dikenal religius. Yang ada justru dikenal secara kebalikannya.
Akan tetapi, resapilah puisinya yang satu ini.
"Doa"
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu