Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja di dunia penerbitan dan dunia lain yang terkait dengan aktivitas tulis-menulis

Founder #purapurajogging

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Imlek, Senarai Cerita yang Menyertainya, dan Buah-buahan

15 Februari 2022   23:48 Diperbarui: 16 Februari 2022   00:17 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capture Album Imlek 2020 di Solo/Dokpri

Tulisan ini merupakan tulisan ketiga saya tentang Imlek di Kompasiana. Dua tulisan sebelumnya saya buat setahun lalu dan kurang lebih dua minggu lalu. Selain di Kompasiana, saya pernah pula menuli tentang Imlek. 

Hobi banget, ya? Mungkin. Hehehe .... Namun, yang jelas saya punya banyak cerita terkait Imlek. Mulai dari cerita apes hingga cerita mujur. 

Silakan baca "Aku, Imlek, dan Hal-hal Tak Terlupakan".

 Perlu diketahui, agar Anda sekalian tak salah paham, tulisan-tulisan saya itu bukanlah jenis tulisan serius ilmiah. Oh, no! Saya bukan seorang ahli budaya Tionghoa, lho. Saya hanyalah seorang penyuka pernak-pernik Imlek. Terutama lampion-lampion merahnya.

Nyaris Ketinggalan Prameks 

Saya memang suka sekali warna merah. Bagi saya, merah itu ceria dan selalu membangkitkan semangat. Minimal amat berfaedah ketika dipakai untuk berfoto. Bikin hasil jepretan lebih hidup.

Oleh sebab itu, Imlek menjadi salah satu hal yang tiap tahun saya tunggu-tunggu kehadirannya. Bahkan pada Imlek 2020, jelang Indonesia dinyatakan pandemi Covid-19, saya bela-belain ke Solo demi menikmati ribuan lampion merah di seputaran Pasar Gedhe Solo.

Memang terniat sekali. Dari Jogja naik Prameks (yang sekarang tinggal kenangan) jadwal terpagi. Pulangnya naik Prameks jadwal terakhir. 

Itu pun saat hendak balik ke Jogja nyaris ketinggalan kereta. Hanya gara-gara saya enggan beranjak dari naungan lampion-lampion merah nan indah. Sudah bolak-balik waspada nengok jam, eee, lalai juga ujungnya. 

Untung saja driver ojek daring yang mengantar ke Stasiun Purwosari bersedia  cari jalan pintas dan sedikit ngebut. Alhasil begitu turun di depan stasiun, saya langsung berlari secepat kilat ke peron. Alhamdulillah masih kuat berlari kesetanan seperti itu. Berarti sehat. 

Iya. Sekonyol itu perilaku saya akibat bucin pada lampion merah Imlek. Luar biasa 'kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun