Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja di dunia penerbitan dan dunia lain yang terkait dengan aktivitas tulis-menulis

Founder #purapurajogging

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

5 Fakta Seru yang Bikin Saya Memfavoritkan Masjid Gedhe Kauman

30 April 2021   23:06 Diperbarui: 30 April 2021   23:09 1255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta tampak depan (Dokpri)

Lokasi Masjid Gedhe Kauman di tengah pusaran destinasi wisata popular. Berada di tengah-tengah antara Malioboro beserta Titik Nolnya dan Kraton Yogyakarta. Dekat pula dengan Museum Sonobudoyo, Pemandian Tamansari, Plaza Ngasem, dan Kampung Wisata Kauman plus Makam Nyai Ahmad Dahlan.

Kondisi demikian mau tidak mau menyebabkan Masjid Gedhe Kauman menjadi tempat rehat andalan bagi kaum wisatawan. Terutama wisatawan domestik yang beragama Islam karena sembari rehat dapat melihat-lihat ke-heritage-an kompleks masjid ini, sekaligus menunaikan ibadah salat di tempat yang representatif.  

Itulah sebabnya saya selalu mengajukan Masjid Gedhe Kauman sebagai tempat menyambut kedatangan kawan/kerabat dari luar kota. Ketimbang repot mencari tempat lain, lebih baik saya sambut mereka di situ. Lebih praktis dan efektif, apalagi kalau waktu mereka untuk bertemu saya tak banyak.

3. Tempat tenang untuk membaca buku 

Membaca buku memang dapat dilakukan di mana saja. Akan tetapi, sesekali saya sengaja datang ke Masjid Gedhe Kauman untuk membaca buku. Tahu sendiri 'kan? Suasana masjid pasti relatif tenang. Meskipun banyak orang yang rehat di serambinya, bahkan sesekali sambil mengobrol juga, volume suara mereka tetap terkendali. Yang berarti tetap kondusif untuk membaca, bahkan menulis. Jadi, saya merasa ada teman namun aktivitas membaca tak terganggu.

 

4. Merupakan cagar budaya 

Masjid Gedhe Kauman merupakan salah satu simbol peradaban Islam Kraton Yogyakarta. Secara simbolis menunjukkan bahwa Sultan tidak hanya menjadi penguasa pemerintahan (senapati ing ngalaga), tapi juga berperan sebagai wakil Allah (sayidin panatagama khalifatullah) di dunia dan menjadi pemimpin keagamaan (panatagama) di Kasultanan.

Masjid Gedhe Kauman dibangun tahun 1775, semasa Sultan Hamengku Buwana I berkuasa. Arsiteknya Kanjeng Tumenggung Wiryokusumo. Adapun penghulu pertamanya Kiai Faqih Ibrahim Diponingrat.

Salah satu hiasan dinding yang tertempel di tembok serambi (Dokpri)
Salah satu hiasan dinding yang tertempel di tembok serambi (Dokpri)
Sebagai bangunan heritage, arsitektur Masjid Gedhe Kauman sungguh menarik. Salah satu yang paling menarik bagi saya adalah bentuk atapnya, yaitu beratap tumpang tiga dengan mustaka. 

Atap bertumpang tiga itu merupakan simbol dari iman-islam-ihsan, sedangkan atap tumpang yang menyatu di satu titik melambangkan keesaan Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun