Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja di dunia penerbitan dan dunia lain yang terkait dengan aktivitas tulis-menulis

Founder #purapurajogging

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Salah Kaprah Move On

10 April 2021   20:54 Diperbarui: 10 April 2021   21:05 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

BEGITU tahu salah satu topik pilihan Kompasiana selama April adalah "move on", saya cengar-cengir sendiri. Yaiyalah. Mana mungkin bisa diwakilkan ke Mas Anang? Lagi pula, beliau masih lelah selepas mantu. Masak mesti saya ganggu-ganggu? Hehehe ....

Saya cengar-cengir karena spontan teringat kepada beberapa kawan yang mengaku telah move on dari mantan kekasih masing-masing. Iya, saya menyebutnya mengaku. Sekadar mengaku telah move on. Jadi sejatinya, mereka belum sungguhan move on. Namun parahnya, mereka justru tidak sadar akan kondisi tersebut. Menyedihkan!

Move on Bukanlah Perkara Melupakan

Saya akui bahwa move on dari kegagalan cinta dan mantan kekasih hati memang tak mudah. Tergantung seberapa lama jalinan asmara tercipta. Tergantung pula seberapa besar keikhlasan dan ketangguhan mental kita dalam menghadapi masalah.

Buktinya terlalu banyak orang yang terindikasi gagal move on, padahal mereka sudah patah hati lama sekali. Sedikit-sedikit baper, terbawa perasaan, gara-gara teringat sang mantan. Ada yang membicarakan sang mantan, langsung emosional. Status medsos sang mantan lewat linimasa, mendadak bad mood. Ruwet, ruwet. Pokoknya angel tenan tuturane (susah sekali dinasihati). 

Apa boleh buat? Semua terjadi sebab makna move on disalahkaprahi. Banyak yang menganggap move on = melupakan. Lalu, secara simbolis ditunjukkan dengan memiliki pasangan baru. Jika tak kunjung menemukan pasangan baru, baik karena tak ingin maupun karena belum menemukan yang cocok, dituduh belum bisa move on. Dianggap belum dapat melupakan mantan, bahkan dianggap masih mengharapkannya. Sungguh nggapleki!   

Sementara melupakan kenangan, entah manis entah pahit, tidaklah perkara mudah dan cepat. Bukankah kita acap kali tak dapat melupakan kenangan semasa sekolah? Sementara masa sekolah kita telah lama sekali berlalu. Nah 'kan? Kalau kenangan bersama teman saja bisa bertahan puluhan tahun, apalagi kenangan bersama dengan orang yang spesial. Bisa-bisa mengabadi sepanjang usia.

Jangan pernah coba-coba melupakan mantan. Tak perlu menghapusi semua kenangan indah bersamanya, baik kenangan indah maupun kenangan menyebalkan. Jangan lupa. Sesuatu bakalan makin kerap kita ingat justru ketika kita berusaha keras melupakannya. Begitu pula halnya dengan mantan. Makin dilupakan malah bisa makin ugal-ugalan bayangannya berpatroli di ruang ingatan kita.

Move on Itu Menerima

Yang benar, move on itu menerima. Menerima dengan sepenuh jiwa dan raga bahwa semua kisah dengan si dia telah berakhir. Tidak denial bahwa sesungguhnya hubungan belum betulan putus, tapi sekadar berjeda.

Dengan kata lain, move on itu ikhlas. Sadar sesadar-sadarnya bahwa hubungan yang telah putus tak layak diingat-ingat terus, apalagi diperbincangkan. Sudah berlalu, ya sudah. Bila suatu ketika tiba-tiba teringat mantan, ya ingat saja tanpa baper. Tanpa terpicu emosi. B-ajah. Malah sanggup menikmatinya sembari ketawa-ketiwi. Menertawakan nasib diri yang apes dalam hal percintaan dengannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun