Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Administrasi - Kerja di dunia penerbitan dan dunia lain yang terkait dengan aktivitas tulis-menulis

Founder #purapurajogging

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Pilpres yang Merecoki Puasa Kita

11 Mei 2019   02:27 Diperbarui: 11 Mei 2019   09:54 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ironisnya, saya malah memperoleh up date berita politik dari pengajian ini. Padahal, saya sesungguhnya relatif  tak peduli dengan berita perpolitikan negeri ini. Bikin hati lelah. Hmm ....

Apa boleh buat? Tak ada pilihan bagi saya. Sembari memendam kecewa, saya tetap duduk manis. Menyimak dengan sedih sebab menurutku, sang ustazah malah mengajak berghibah dan bersuuzon. Astaghfirrullah.

Bukannya sok suci, nih. Justru karena merasa berlumur dosa, saya ogah untuk berghibah dan bersuuzon. Kepada siapa pun dengan alasan apa pun. Itulah sebabnya blog personal saya bernama PIKIRAN POSITIF.

Sedihnya, sang ustazah malah makin menggebu-gebu bergibah dan bersuuzon. Hingga akhirnya tatkala beliau menyebut nama Presiden Jokowi, pas baru sampai "Joko ... " (belum sampai "wiwi) seseorang menginterupsi.

"Maaf, Ibu, maaf banget. Tidak adakah topik lain yang sesuai dengan semangat Ramadan? Sedari tadi rasanya kok suuzon melulu?"

Sang ustazah terlihat agak kaget. Mungkin tak menyangka kalau bakalan diinterupsi. Katanya, "Ini fakta. Tidak suuzon."

Lalu dalam hitungan detik, sang ustazah sudah melanjutkan kembali "tausiah"-nya. Tentu masih dengan menggebu-gebu.

Sekonyong-konyong terdengar interupsi lagi., "Kita ini sedang berpuasa lho, Ibu. Kasus-kasus yang Ibu sebutkan tadi biarlah diurus oleh mereka yang bertanggung jawab. Lagi pula, kita tidak tahu fakta yang sebenarnya 'kan?"

Alhasil, adu argumentasi terjadi. Tausiah terhenti. Jamaah pun menjadi kasak-kusuk. Ujungnya, si penginterupsi didekati oleh pengurus mushala. Diminta tidak membantah. Ujungnya lagi,  diminta keluar dari mushala.

Begitu si penginterupsi keluar, dengan lantang sang ustazah menyimpulkan, "Ternyata mata-mata itu ada!"

Duh, Gustiii. Saya hanya mampu menghela napas keras-keras demi menyaksikan "drama" barusan. Gila, gila. Rasanya baru kali ini saya ikut pengajian yang ada "drama"-nya begitu. Haha!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun