Mohon tunggu...
AGRA JAYA
AGRA JAYA Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Suka Kanan daripada Kiri

Penyuka masalah tanah, tani, dan hutan

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Mengambil Hikmah dari Suap Windari Eks BPN Semarang

12 Oktober 2018   09:47 Diperbarui: 12 Oktober 2018   10:45 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ingat sopir truk ketemu orang nomor 1 di Indonesia?

Presiden dengan didampingi Wakil Kapolri menerima beberapa sopir truk yang menjadi korban praktek suap dan praktek pungli. 

Kita semua menduga, Kita bisa menaksir punglinya; transaksinya paling-paling 50 Ribu sampai 250 Ribu, jumlah yang tidak banyak! tetapi kenapa Presiden sampai marah begitu?

Berita kedatangan para sopir korban suap ini adalah berita lama.

Namun kini menghangat ketika Presiden menyetujui PP No. 43/2018 yang memberi hadiah 200 Juta bagi orang yang melaporkan pungli, suap, korupsi. 

Kubu Prabowo-Sandiaga Kritik PP Pelaporan Korupsi yang Dapat Ganjaran Rp 200 Juta  

Artinya Presiden marah pada perbuatan suapnya, Presiden marah pada perilaku pungutan liarnya, sehingga Presiden memandang perlu memberikan hadiah lebih spesial daripada sekedar sepeda, buku, foto selfie bagi siapa saja yang berhasil melaporkan perilaku suap, pungli, korupsi, gratifikasi.

Perilaku suap, pungli, korupsi, gratifikasi ke depan sepertinya akan dijadikan musuh bersama, dijadikan contoh keburukan untuk anak-anak kelahiran 2000-an. Menunaskan pikiran mereka, agar tumbuh budaya baru diantara mereka, bahwasanya sukses dan kemakmuran hanya baik jika dicapai dengan belajar giat, kerja keras, inovatif, kreatif, cerdas-cendikia, berbisnis baik, berusaha keras bukan dengan cara-cari korupsi-pungli dan suap.

Yakin kita bahwa tidak ada orang tua manapun yang dengan sadar menasehati anak keturunannya dengan mengatakan "nak besok jadi koruptor ya" ! walaupun anak itu lahir dari darah daging koruptor.  Orang Tua yang uangnya lebih banyakan dari hasil suap dan pungli daripada hasil bekerja dan berfikir.

Presiden seperti hendak berkotbah, jika rajin beribadah musti sesegera saja stop dan berhenti kumpul-kumpul duit haram jadah. Jika tidak berhenti, siap-siap saja dilaporkan kawannya, temannya, tetangganya, saudaranya, atasanya, bawahanya, LSM, PVO, Aktivis, orang-orang yang dipinjam namanya.

Komitmen Presiden ingin Indonesia hebat, maju, dan besar tentu sangat membenci tontonan suap-pungli walaupun hanya 50 ribu, 100 ribu, 250 ribu. Maka tidak heran jika Presiden selalu mengingatkan jangan ada pungli lagi, salah satunya peringatan Kepala Negara pada praktek suap-pungli di pemberian-pemberian sertifikat BPN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun