Mohon tunggu...
Agust DZ
Agust DZ Mohon Tunggu... Lainnya - Sekilas perjalanan

lahir di Jakarta menjelang akhir masa generasi X. Meskipun bukan lulusan dengan predikat cumlaude, namun pada akhirnya dapat kesempatan meniti karir di beberapa perusahaan, hingga pada akhirnya memutuskan untuk merintis kewirausahaan pada tahun 2010 hingga kini. Selain sibuk mengembangkan usaha, kini juga mengisi waktu luang sebagai blogger.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Petani dan Pohon Anggur

11 Juni 2020   17:20 Diperbarui: 11 Juni 2020   17:47 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini suatu cerita lama yg diceritakan ulang dengan versi lain.

Alkisah ada seorang petani yang memiliki 2 pohon anggur pada 2 lokasi yang berbeda.

Kedua pohon itu ditanam pada jenis tanah yang sama, dan diberi asupan pupuk yang sama, serta rutin disiram air 2 kali sehari. Juga yang tidak kalah penting, kedua pohon itu mendapat siraman sinar matahari yang sama setiap hari.

Yang membedakan dari kedua pohon itu adalah, setiap saat sang petani selalu berbicara hal yang positif penuh motivasi pada pohon pertama, namun sebaliknya pohon kedua selalu disuguhkan dengan hal negatif disertai dongeng horor ataupun kecaman kasar.

Singkat cerita, akhirnya tiba musim panen. Pohon pertama tampak berbuah anggur yang bagus, ranum, dan manis, sehingga petani itu memetik keuntungan banyak dari hasil panen pohon tersebut.

Sebaliknya pohon kedua tampak masam dan berbuah jarang, bahkan tampak mulai layu. Karena tidak banyak yang dituai, maka pohon tersebut akhirnya ditebang dan dijadikan sebagai kayu bakar.

Dokter pun sama dgn petani, kalau cenderung menyemangati pasien penderita Covid-19 dengan nasihat positif penuh dengan empati dan motivasi, maka pasien tersebut akan segera sembuh pulih, namun jika ditakuti dengan kondisi mencekam akan penyakit yg dideritanya, niscaya kondisi pasien semakin memburuk, bahkan berujung pada kematian.
                                        ---000---

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun