Mohon tunggu...
Agustanto Imam Suprayoghie
Agustanto Imam Suprayoghie Mohon Tunggu... Administrasi - Konsultan Komunikasi di Republik Ini

berusaha mendisiplinkan diri, dengan menjadi diri sendiri, bersikap lebih baik, selalu memandang bahwa tidak ada sebuah kelebihan tanpa kekurangan, dan tidak ada kesempurnaan tanpa kesalahan, masa depan adalah tantangan, dan itu harus ditaklukkan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jadi Wirausaha Lewat Kopi dan Buku

19 Oktober 2017   11:48 Diperbarui: 19 Oktober 2017   12:50 1613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini kisah dua orang yang saya kenal sejak lama. Mereka berani ambil resiko, dari pegawai menjadi wira usahawan dengan modal hobi dan keisengan mereka. Ulil dan Gibran.

Cerita 1: Tak ada Buku yang tak Laku

Nama panjang kawanku satu ini Harry Gibran. Keren yak. hobinya? baca buku dan nulis. Kami kenal dulu di kampus. Kebetulan sama-sama tukang nulis. Gibran nulis buat majalah fakultas, saya nulis surat ijin ndak bisa kuliah..hahahahaha. Sepanjang perkenalan di kampus, jarang kami berinteraksi. kira-kira setelah hampir 10 tahun ndak ketemu, saya ketemu Gibran di Jakarta. Profesinya? Penulis di salah satu group media cetak wanita yang pernah berjaya di Indonesia. saya juga penulis, nulis lamaran kerja buat lembaga-lembaga yang butuh tukang ketik dan antar surat seperti saya. 

Gibran ini unik. Dia punya usaha sampingan; Jualan Buku yang tidak dijual ditoko-toko buku gede macam Gramedia. Jikapun buku yang ia jual ada di toko buku, harganya jauuuhhh banget. Iya. Gibran jualan buku bekas. Buku-buku yang menurut pemiliknya tidak mempunyai harga dan dijual kiloan, oleh Gibran dicari di lorong-lorong jakarta, dibersihkan dan dijual kembali melalui beberapa lapak plus akun sosmed pribadinya.

Rupanya, revolusi teknologi digital harus memakan korban. Tempat Gibran bekerja, akhirnya pun tutup. Otomatis, Gibran terpaksa kehilangan pekerjaannya. Tapi, hal ini ndak nyurutin langkahnya. Hobi nyari dan jual buku bekas yang selama ini mampu memberikan tambahan buat kebutuhan finansial rumah tangganya mulai diseriusi. Akun-akun sosial media yang tadinya tidak dioptimalkan untuk memajang koleksi bukunya, sedikit demi sedikit mulai diaktifkan kembali. Terakhir kami komunikasi kira-kira dua minggu yang lalu, dan banyak hal yang membuat Gibran tidak surut melangkah. Gibran yakin bahwa hobi yang selama ini digelutinya bisa menjadi sumber utama untuk menyokong kebutuhan ekonominya. 

Beberapa lapak di situs e-commerce online milik Gibran mulai menghasilkan..lumayan..omzetnya mendekati 8 digit. Belum lagi dari akun fesbuk dan instagramnya. Saat ini selain jualan buku bekas, Gibran merambah pula ke area yang rada jarang kidz jaman now suka, Jualan Kaset bekas. Malah rencananya, Gibran akan membuka toko offline di seputaran daerah perumahannya. Sekalian buat gudang, sudah tak muat koleksi bukuku kusimpan dirumah, katanya. Dengan toko offline ini, Gibran punya mimpi, Ibu-ibu yang suka ngerumpi sambil nungguin anaknya selesai sekolah bisa mampir ke tokonya membeli satu-dua buku untuk anak dan dirinya sendiri. Maklum, kompleks perumahan didaerah pinggiran.

Cerita 2: Ngopi jadi Profesi

panggilan kawanku satu ini cukup unik; Ulil. Padahal nama panjangnya bagus banget, seingat saya. Profesi Ulil dulu, setau saya dia sempat kerja di salah satu provider seluler murah meriah yang saat ini sudah hilang entah kemana. Posisinya lumayan juga. Karena untuk urusan CSR dan event-event sosial, Ulil yang bertanggung jawab atas keseluruhannya. 

Sempat saya dengar pindah kerja di Perusahaan Otomotif dan alat berat di wilayah Jakarta Selatan, dan setelahnya kemudian menghilang begitu saja. Ulil ini hobinya hampir sama dengan saya, ngegame (lebih parah dan lebih freak dia), dan ngopi plus ngudut (bahasa jawa: artinya merokok). Dan ngopinya ini ndak ketulungan gilanya. kayak orang minum air putih. Jan edan wis pokoke. 

Singkat cerita, di pertengahan tahun saya kaget saat membaca di salah satu sosial media, foto Ulil terpampang disana. Ulil jadi salah satu pemenang lomba kontes wira usaha yang diadakan oleh sponsor. Lumayan hadiahnya, jalan-jalan ke pulau komodo dan sekitarnya. Isenglah kucari informasi tentang Ulil di Sosmed. Hasil pencarianku bikin happy juga; Ulil saat ini dikenal sebagai salah satu co-founder Jaringan Warkop Nusantara; Jualan Kopi dengan visi bikin 1000 warung kopi di seluruh nusantara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun