Mohon tunggu...
Agus Suwanto
Agus Suwanto Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer

Pekerja proyek yang hanya ingin menulis di waktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Berimajinasi

29 Mei 2018   11:40 Diperbarui: 29 Mei 2018   12:05 3448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: isigood.com

Begitu juga dengan Sir Isaac Newton dengan berbagai karya ilmiahnya. Tentu saja, selain dia mempunyai dasar keilmuwan yang kuat dan pengetahuan yang luas akan science, dia pastilah juga seorang yang punya daya imajinasi yang sangat tinggi.

Ketika Newton melihat sebuah apel jatuh dari pohon, maka segera imajinasinya bekerja tentang sebuah gaya gravitasi. Dengan referensi dari hukum kepler yang sangat dia pahami, juga dari pengamatan dan eksperimen yang dia lakukan, serta dengan pengetahuannya yang mumpuni tentang matematika, lahirlah hukum gravitasi Newton yang menjelaskan mekanika benda-benda langit.

Begitu juga dengan Einstein, yang punya imajinasi berbeda dengan Newton tentang gravitasi dan gerak sebuah benda. Pada awal abad 19, Einstein mengemukakan pendapatnya berupa teori yang tentu saja masih berupa imajinasi karena belum terbukti, yaitu tentang  ruang yang melengkung akbat pengaruh gravitasi sebuah benda langit. Juga bahwa kecepatan cahaya akan tetap sama bagi para pengamat, baik sedang diam ataupun bergerak.

Dari produk imajinasinya tersebut, Einstein dengan kecerdasan pikirnya yang tinggi menjabarkan menjadi dua teori yang sangat terkenal, yaitu teori relativitas khusus dan relativitas umum.

Implikasi dari teori relativitas khusus adalah bahwa waktu tidaklah tetap, namun relatif. Orang yang sedang bergerak akan mempunyai waktu lebih lambat dibanding yang diam. Selain itu, implikasi lain adalah bahwa masa sebuah benda akan semakin besar seiring dengan kecepatan benda tersebut.

Ilmuwan terkenal lain yang banyak mengandalkan imajinasinya adalah Stephen Hawking. Penulis buku best seller 'The Brief History of Time' ini, boleh dikata bahwa segala riset yang dilakukannya adalah riset imajinasi dan hanya berlangsung di otak kepalanya saja.

Dengan menggunakan otaknya yang super encer, Hawking memilah dan mengolah teori-teori dan penemuan science yang sudah ada  untuk dijadikan dasar membuat sebuah poduk imajinasi baru. Tentu saja imajinasi yang dihasilkan oleh Hawking bukanlah sembarang imajinasi, namun imajinasi yang mampu menjadi sebuah teori baru dan menjadi acuan bagi para fisikawan untuk mengembangkannya lebih jauh.

Produk imajinasi Hawking yang terkenal adalah bahwa lubang hitam mengeluarkan radiasi yang mengakibatkan pada saat tertentu lubang hitam akan hilang lenyap. Beberapa tahun kemudian terbukti bahwa lubang hitam memang memancarkan radiasinya, yang kemudian dinamainya sebagai 'Hawking radiation'. 

Terakhir, sebelum meninggal, Hawking sempat meluncurkan imajinasinya, bahwa alam semesta tidak berawal. Big bang sejatinya bukan sebuah awal alam semesta, namun hanya sebuah permulaan siklus dari alam semesta yang sudah ada sejak semula.

Hingga kini kita belum tahu apakah prediksi dari imajinasi Stephen Hawking tersebut akan terbukti benar atau salah.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun