Mohon tunggu...
agus suryadi
agus suryadi Mohon Tunggu... Pengajar/Guru SD -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lari

2 April 2019   10:34 Diperbarui: 2 April 2019   10:37 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

#PENTIGHRAF

LARI

Aku terus berlari. Darah yang mengucur dari ibu jari kaki karena terantuk batu tidak aku hiraukan, yang penting berlari sejauh mungkin dan menyamarkan pandangan para jahanam dari kelebat tubuhku yang mulai kepayahan.

Sial! Tenaga yang terkuras sudah tidak mampu lagi memberikan kekuatan. Aku terjatuh!
"Ah, pergi kau jahanam! Jangan sentuh tubuhku! Jangan ...!" Aku berteriak sekuat tenaga, tapi sia-sia. Riuh penghuni hutan rimba sepertinya sudah menenggelamkan suaraku yang hampir berdesis.

Tidak ada yang dapat aku lakukan setelah itu, usaha sia-sia. Aku menangis. Ingin rasanya menjerit. Tapi belum sempat menjerit ... aku merasakan tamparan keras di pipi kiri.  Itu cukup membuatku tersadar dari tidur lelap dan mimpi menakutkan.

Rdk-0701=91

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun