Aku tersentak. Suara pesan pendek dari telepon genggamku membuyarkan pikiranku.
"Sudah sampai mana? Ayo ... " pesan pendek dari kakakku.
"Sudah masuk gerbang Rumah Sakit" jawabku.
Setelah mambayar ongkos taksi, bergegas aku turun. Setengah berlari aku menuju kamar perawatan.
"Huff ..." aku menarik nafas panjang.
Di balik pintu perawatan ini, terbaring wanita yang sangat aku hormati. Dia yang telah merawatku sejak aku mengenal angin. Dia yang gelisah ketika aku terbaring sakit. Dialah wanita yang dengan setia selalu mendengarkan keluh kesahku. Kasih sayang yang ia berikan sungguh melebihi yang aku inginkan.
Krekkk ...
Perlahan aku membuka pintu kamar. Riyan, kakakku, duduk dikursi tepat di sebelah ranjang perawatan. Matanya berkaca-kaca.
"Bagaiman keadaannya, Kak?" tanyaku.
"Alhamdulillah, sudah siuman. Kata yang pertama terucap adalah namamu, Ranti."
Aku tersenyum. Mendekat dan membisikan sesuatu di telinganya.