Mohon tunggu...
agus suryadi
agus suryadi Mohon Tunggu... Pengajar/Guru SD -

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Nigo dan Burung Kertas

28 Oktober 2017   10:51 Diperbarui: 28 Oktober 2017   11:00 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nigo adalah kurcaci yang sangat rajin dan baik hati. Selain pintar, Nigo juga senang sekali berkebun.

Tapi hari ini Nigo terlihat murung. Tidak seperti biasanya.

Ketika sedang asik melamun di atas rumah kayu dekat kebun miliknya, tiba-tiba saja Nigo dikejutkan oleh kedatangan sahabat baiknya, Peri May.

"Hei! Kenapa kamu melamun seperti itu kawan?" tanya Peri may. Lalu ia hinggap di ranting pohon.

"Ih, bikin kaget saja. Aku tidak melamun kok, aku cuma ..." Nigo tidak menyelesaikan perkataannya.

"Cuma apa? Ayo teruskan perkataanmu kawan," tanya Peri May, dengan penuh rasa penasaran.

"Aku Cuma heran, kemana perginya burung-burung yang biasanya datang bergerombol ke kebunku. Biasanya mereka datang pagi dan petang hari untuk memakan ulat yang ada di kebun. Sekarang sepertinya mereka menghilang. Sudah hampir satu minggu aku tidak melihat mereka datang. Aku khawatir, ulat-ulat itu akan memakan habis daun-daun yang ada di kebun jika burung tidak juga datang," kata Nigo. Matanya menatap hamparan kebun sayur yang berada tepat di bawah rumah pohon.

Pandangan Peri May menyapu kebun sayur milik sahabatnya, Nigo. Benar saja, beberapa helai daun di kebun Nigo mulai rusak di makan ulat. Jika dibiarkan, mungkin akan habis semuanya dimakan ulat.

"Burung-burung itu sekarang telah pergi jauh, Nigo mereka takut dengan para pemburu yang menangkap dan membunuh mereka hanya untuk kesenangan semata. Mereka tidak mau kembali lagi ke sini. Mereka takut!" kata Peri May. Matanya menatap wajah Nigo yang sedang sedih.

"Benarkah begitu? Lalu, bagaimana dengan nasib kebun sayurku? Apakah aku harus terkena akibatnya juga? Padahal aku kan tidak membunuh burung-burung itu?" tanya Nigo, dengan penuh rasa kecewa.

"Memang benar Nigo, kamu sama sekali tidak bersalah. Tapi karena ulah seseorang yang tidak bertanggung jawab, akhirnya semua terkena akibatnya. Bukan hanya kamu saja, tapi semua petani dan kurcaci yang mempunyai kebun sayur, ikut terkena akibatnya," kata Peri May.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun