Mohon tunggu...
A. S. Pamuji
A. S. Pamuji Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Paralegal

Manusia yang dilempar dan dipaksa hidup di dunia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Pincang

29 Oktober 2020   02:26 Diperbarui: 29 Oktober 2020   02:38 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Hujan di ujung malam menantang
nyala lampu yang nyalang.
Pohon-pohon menggigil kedinginan
tak seperti lelaki pincang
yang tidur nyaman di emperan.

Hangat diselimuti nasib malang
yang selalu ikhlas menyertainya.
Lelap berbantal tumpukan kain
yang menggunung seperti
tahi kucing di pasir adukan.
 
Tiap pagi hingga petang
kerjanya mengemis di perempatan.
Mengharap belas kasihan
pengguna jalan yang lalu lalang.

A. S. Pamuji, 29 Oktober 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun