Kabar ini jelas menghebohkan. Apa hubungannya? Vietnam dan Indonesia jelas berada di grup yang berbeda. Indonesia berada di grup A bersama tuan rumah, sedangkan Vietnam berada di grup, salah satunya dengan Australia. Namun perlu diingat, bahwa Indonesia dan Vietnam adalah wakil ASEAN yang mendapat hak tampil di event bergengsi, Piala Asia U-20.
Membandingkan keduanya, jelas sangat penting. Keberadaan kedua tim ini di Piala Asia U-20 terasa berbeda. Indonesia berhak tampil karena menjadi pemenang penyisihan grup F. Sedangkan Vietnam, hanya menempati posisi kedua di bawah Indonesia. Sehingga hal ini sempat membuat sewot Vietnam yang memang mempunyai sejarah persaingan panjang dengan Indonesia.
Namun saat keduanya terjun di kancah Piala Asia U-20 di Uzbekistan, giliran Vietnam yang menertawakan Indonesia. Apalagi kalau bukan karena hasil laga pertama yang dijalani keduanya. Vietnam tertawa ngakak saat mampu menekuk Australia dengan skor tipis 1-0. Di bagian lain, Indonesia harus menangis tak berkesudahan gegara ditekuk Irak 0-2, yang hanya bermain dengan 10 pemain!
Hal ini jelas menjadi hantaman yang luar biasa bagi Shin Tae-yong. Kegembiraan karena lolos ke Piala Asia U-20 dengan menyalip Vietnam, ternyata berujung dengan hasil minor di laga pertama. Otomatis langkah Indonesia ke babak berikutnya sangat berat.
Mungkin di sinilah mental yang berlaku. Mental anak-anak Indonesia, terbukti masih jauh dari tataran mumpuni. Bayangkan saja, Vietnam yang hanya menguasi 29% penguasaan bola dari Australi, justru mampu melesakkan 11 tembakan. Sedangkan Australia, hanya 6 tembakan. Dari 11 tembakan tersebut, salah satunya menjadi gol kemenangan Vietnam atas Australia.
Hal ini menunjukkan bahwa selain mental, kecerdasan anak-anak Vietnam patut diacungi jempol. Meski hanya menguasa 29%, mereka mampu bermain efektif. Di sinilah bedanya skuad yang diusung Shin Tae-yong dengan skuad Vietnam. Geberan latihan fisik sampai 4-5 kali sehari, tidak akan ada gunanya tanpa dibarengi kecerdasan dalam bermain bola.
PR mencolok pada anak asuha Shin Tae-yong tampak pada penyelesaian akhir. Hal ini disebabkan mereka kurang tenang, dan tidak pandai membaca permainan. Sehingga mereka bingung saat di garis pertahanan lawan.
Demikian pula dengan garis pertahanan. Tekanan keras dari tim lawan, membuat mereka gugup dan gagap. Ujung-ujungnya salah dalam membuang bola, atau pun salah membaca pergerakan lawan. Akhirnya kiper yang harus kerja keras.
Hal ini tidak terlihat dalam diri Vietnam. Permainan cerdas mereka, mampu memberikan hasil yang maksimal. Buktinya dengan penguasaan bola minimal, hasil mereka maksimal.
Lembah Tidar, 2 Maret 2023
