Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Andai Saja Jepang Lebih Tenang, Pasti Lain Ceritanya

7 Desember 2022   10:12 Diperbarui: 7 Desember 2022   10:27 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi heroik Livakovic mengubur impian Jepang dalam Piala Dunia 2022. (sumber: bola.net)

Saat babak 16 besar Piala Dunia 2022 digelar, Asia menancapkan harapan pada tiga wakilnya, Australia, Jepang, dan Korea Selatan. Dari 3 wakil ini, hanya Jepanglah yang mempunyai peluang cukup besar untuk melanjutkan langkah. Secara matematis peluang Australia dan Korea Selatan sangat kecil, karena mereka harus menghadapi kampiun Amerika Selatan, Argentina dan Brasil. Dan hasilnya pun sesuai prediksi, kalah semuanya.

Anggapan Jepang paling berpeluang tidak jauh dari jejak Jepang di Piala Dunia kali ini. Mereka dengan sukses mampu membuat kejutan, dengan mengirim Jerman keluar dari babak 16 besar. Sedangkan pada babak 16 besar, Jepang harus berhadapan dengan Kroasia, lawan yang relatif ringan dibandingkan yang harus dihadapi Australia dan Korea Selatan.

Harapan ini tampaknya akan terwujud saat Jepang mampu mengimbangi Kroasia hingga babak perpanjangan waktu berakhir. Penguasaan bola dan tembakan yang dilepaskan kedua negara, enggak jauh-jauh amat. Dalam artian kedua negara memang sepadan dalam kualitas. Demikian pula dengan shoot on goal yang mereka buat. Keduanya melepaskan 4 tembakan mengarah gawang. Lagi-lagi ini bukti kualitas keduanya sepadan.

Faktor pembeda justru terjadi pada babak tos-tosan, alias adu penalti. Drama inilah yang menghancurkan bangunan mimpi yang selama ini telah dibangun Jepang. Memang sebagian orang mengatakan bahwa kemenangan dengan menggunakan adu penalti sepenuhnya didasarkan pada faktor keberuntungan. Dalam artian pemenang dalam adu tos-tosan dikarenakan dewi fortuna yang tengah menaungi dirinya.

Namun pendapat lain mengatakan bahwa, faktor mentallah yang menjadi penentu. Sebab dalam babak ini tekanan sangat besar akan dirasakan oleh seorang eksekutor. Bahkan beberapa pemain menolak untuk melakukan tendangan penalti. Tatapan penonton seluruh stadion, harapan para pendukung, ditambah dengan tatapan mata tajam kiper yang dihadapi sanggup menghadirkan tekanan yang luar biasa.

Kondisi semacam inilah yang tampaknya dihadapi para pemain Jepang. Posisi mereka sebagai wakil Asia yang paling berpeluang menjadi tekanan tersendiri, demikian pula dari para pendukung. Sehingga hal ini terlihat saat mereka melepaskan tembakan yang 3 di antaranya mampu dihadang oleh Livakovic, sang kiper yang malam itu bermain gemilang.

Walhasil skor 3-1 pun disematkan Kroasia terhadap Jepang. Maka tidak heran jika tangisan para pemain Jepang begitu memilukan. Bayangan tampil di babak 8 besar dan menjadi sebuah capaian bersejarah harus hilang seketika. Kesempatan untuk mengulang lagi 4 tahun lagi.

Lembah Tidar, 7 Desember 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun