Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Anak-anak Vietnam dan Thailand "Kena Mentalnya"

14 Juli 2022   13:59 Diperbarui: 14 Juli 2022   14:03 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vietnam harus gigit jari di tangan Harimau Malaya 0 - 3. (sumber: VFF via kumparan)

Kejutan perhelatan AFF U-19 2022 di Indonesia, ternyata belum berhenti. Tersingkirnya Indonesia karena pemberlakuan head to head dalam klasemen mini, meskipun sesuai regulasi yang dterapkan AFF, tetap mengejutkan. Tak ayal berbagai reaksi pun bermunculan.

Kejutan sequel  kedua ternyata terjadi malam tadi. Saat babak semi final yang dihelat di stadion Chandrabaga semalam, Vietnam dan Thailand sebagai tim unggulan harus tersingkir dengan tragis. Vietnam disingkirkan oleh Malaysia dengan skor telak 0 -- 3, sedangkan Thailand harus tekuk lutut di bawah tim yang tidak pernah terbayangkan sama sekali, Laos, dengan skor 0 -2.

Kekalahan ini jelas sebuah kejutan sempurna dalam perhelatan AFF U-19 2022 kali ini. Sebab seperti diketahui semua pihak, Vietnam dan Thailand adalah raja sepak bola Asia Tenggara. Satu-satunya tim yang mampu mengusik mereka hanya Indonesia. Maka tidak heran saat 'skenario' yang mereka buat berjalan, bayangan final sudah tercetak kuat di benak mereka. Di mata mereka Malaysia dan Laos, bukanlah pesaing yang perlu diperhitungkan.

Tapi kenyataan di lapangan berkata lain. Kedua tim unggulan tersebut, justru didikte oleh Malaysia dan Laos. Gol-gol yang mereka lesakkan dan tidak ada balasan, menunjukkan kedua raja tersebut tidak mampu berbuat apa-apa. Bagi keduanya, memperebutkan tempat ketiga pasti bukan hal yang pernah terbayangkan selama ini. Tapi itulah kenyataan yang tersaji malam tadi.

'Kena ' Mentalnya

Jika diamati secara mendalam, tampaknya ada korelasi antara keberhasilan kedua tim maju ke babak semi final dengan kegagalan yang mereka terima malam tadi. Secara psikologis, anak-anak Vietnam dan Thailand mengalami gangguan. Hal ini seperti apa yang disesalkan coach Shin Tae-yong yang mempertanyakan perilaku fair play dalam laga antara keduanya.

Sorotan lebih dalam lagi, instruksi pelatih untuk bermain 'aman' saat mereka bertemu memberikan edukasi yang tidak bagus pada para talenta muda. Perlu diingat bahwa para pemain usia 19 adalah para pemain harapan. Otomatis mereka masih kuat dalam memegang idealisme bermain sepak bola. Tapi atas nama taktik, mereka dipaksa untuk bermain tidak normal. Hal ini sedikit banyak menjadi tekanan sendiri pada mereka.

Sisi kedua yang ikut menekan mental mereka datang dari sisi eksternal. Reaksi yang ditunjukkan Indonesia dan segenap pendukungnya terhadap aksi mereka, memberikan tekanan tersendiri. Apalagi laga digelar di Indonesia, sehingga para pendukung Indonesia leluasa melakukan 'teror' dengan menggunakan berbagai media. Serangan verbal hingga kicauan netizen serta protes resmi dari PSSI menjadi beban yang luar biasa.

Akibat yang lebih jauh, mereka tidak mampu bermain lepas saat menghadapi lawan-lawan mereka. Tim-tim yang nota bene kelasnya jauh berada di bawah mereka, dengan begitu mudah merobek-robek gawang sang penguasa Asia Tenggara. Sementara bagi para pemain Vietnam dan Thailand sendiri, kekalahan ini menjadi beban tambahan. Kekalahan itu seakan menjadi karma atas aksi yang mereka lakukan sebelumnya.

Beban berat yang diderita para pemain, tampaknya tidak hanya akan berhenti sampai di sini. Setelah mereka pulang ke negara masing-masing, bukan tidak mungkin cercaan dari para pendukung akan siap menanti mereka. Belum lagi sorak-sorai pendukung Indonesia yang menertawakan kegagalan keduanya menjuarai ajang AFF U-19 2022. Sungguh beban yang sangat berat, dan bukan tidak mungkin akan berkepanjangan, karena mereka pasti akan saling bertemu di ajang-ajang yang lain.

Lembah Tidar, 14 Juli 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun