Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Benar-benar Hujan Batu di Negeri Sendiri

21 November 2021   20:41 Diperbarui: 21 November 2021   20:48 2359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peribahasa lama yang mengatakan daripada hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri, pas enggak ya jika digunakan untuk menyebut prestasi kita di Indonesia Masters 2021. Ajang di mana seharusnya kita berjaya, menunjukkan taji kita, menciptakan horror bagi para pesaing kita, ternyata tidak terjadi.

Apa yang terjadi justru sebaliknya. Orang-orang asing menikmati hujan emas, sedangkan kita sang tuan rumah harus menikmati hujan batu. Jagoan-jagoan tuan rumah harus duduk manis, menyaksikan aksi tamu-tamunya melompat kegirangan.

Seperti kita ketahui, ajang Indonesia Masters 2021 yang berlevel super 750 ini berakhir sore tadi. Dengan gagah perkasa Jepang mengantongi 3 gelar. Sedangkan 2 gelar yang lain, dibagi untuk Korea Selatan dan Thailand. Frustasi Jepang dalam Olimpiade Tokyo 2020, seakan terobati di sini.

Lalu apa kabar Indonesia. Seperti kita ketahui bersama, satu-satunya harapan kita kandas di tangan wakil Jepang. Kevin/ Markus yang selama 10 pertemuan dengan Takuro Hoki/ Yugo Kobayashi tidak pernah kalah, kali ini harus turun ke bumi lagi. Melalui perjuangan yang sangat seru dengan rubber game, pasangan Jepang tersebut meraih kemenangan untuk pertama kalinya atas Kevin Markus.

Sehari sebelumnya, Greysia/ Apriyani pun harus takluk dari pasangan Thailand. Pertarungan mereka pun terjadi begitu serunya. Dan lagi-lagi Greysia/ Apriyani harus mengakui kekuatan ganda putri Thailand tersebut. Sehingga asa mereka kandas di semifinal.

Dengan tanpa mengecilkan aksi para pebulu tangkis kita, terutama Kevin/Markus dan Greysia/ Apriyani, tampaknya harus ada evaluasi menyeluruh di akhir tahun ini. Alasan padatnya jadwal turnamen mungkin saja bisa dijadikan kambing hitam. Namun seharusnya memang ada standar prioritas pada tiap turnamen yang diikuti. Hal ini tentu saja berkaitan dengan fisik para pemain.

Demikian pula dengan hal-hal non tehnis di luar lapangan, seperti yang dialami oleh Praveen/ Melati ataupun Kevin/ Markus, harus segera diurai. Diakui atau tidak, hal ini dapat berdampak serius pada performa pemain. Dan bukan tidak mungkin justru akan mengganggu pencapaian pemain.

Tapi, tenang saja, kita tetap masih beruntung. Inilah hebatnya orang-orang Timur seperti kita. Di balik musibah, selalu ada saja keberuntungan. Apa keberuntungan itu. Masih ada 2 turnamen yang sudah di depan mata kita. Indonesia Open 2021 dan BWF World Tour Finals 2021. Para pemain kita masih mendapat kesempatan untuk menunjukkan prestasinya. Tapi, jika di dua turnamen ini juga memble, berarti hujan batu itu akan terjadi beneran.

Lembah Tidar, 21 November 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun