Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Denmark Open 2021, Ajang Balas Dendam Jepang

25 Oktober 2021   09:12 Diperbarui: 25 Oktober 2021   09:26 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tunggal putri Jepang, menyabet gelar di Denmark Open 2021 tadi malam. (sumber gambar: jpnn.com)

Gelaran Denmark Open 2021 telah berakhir tadi malam. Hasil akhir menunjukkan dominasi Jepang dalam perolehan gelar. Tak tanggung-tanggung, negeri Matahari Terbit ini memboyong 3 gelar, dari 5 nomor yang dipertandingkan. Sisanya menjadi hak Denmark dan China.

Untuk ukuran sebuah turnamen, Denmark Open 2021 adalah turnamen besar. Dengan kategori 1.000 yang mereka pegang, otomatis turnamen ini bertabur jagoan-jagoan bulu tangkis dunia. Apalagi turnamen ini sangat berdekatan dengan perhelatan Thomas dan Uber Cup yang juga digelar di Denmark beberapa hari yang lalu.

Dominasi Jepang pada partai final sudah nampak saat laga semifinal selesai. Jepang mampu menempatkan wakilnya di 4 nomor final. Pemain Jepang hanya tidak tampil di nomor ganda putri. Sebab pada nomor ini menghadirkan finalis dari China dan Korea Selatan. Secara hitung-hitungan, Jepang bisa mengusung 4 gelar dalam turnamen ini. Namun sayang tunggal putra mereka, Kento Momota harus tunduk di tangan jagoan tuan rumah, Victor Axelsen.

Keberhasilan Jepang dengan memboyong 3 gelar ini, boleh jadi menjadi hiburan Jepang atas rangkaian turnamen sebelumnya. Seperti diketahui, Jepang menuai hasil minor dalam beberaoa pertandingan bulu tangkis sebelumnya. Para pemain maupun secara beregu, mereka gagal di 4 pertandingan besar.

Kegagalan pertama mereka dapatkan saat Olimpiade Tokyo 2020 digelar. Saat itu semua pengamat meramalkan Jepang akan mampu mendominasi semua nomor yang dipertandingkan. Ada dua alasan kuat yang mendukung pendapat ini.

Pertama, posisi sebagai tuan rumah, sangat menguntungkan Jepang. Meskipun pertandingan dilaksanakan tanpa penonton, Jepang tetap diuntungkan. Paling tidak mereka sudah adaptif dengan venue pertandingan. Selain itu, secara psikis mereka termotivasi dengan dukungan publik, entah bagaimana caranya.

Kedua, kekuatan bulu tangkis Jepang sangat seimbang. Mereka mempunyai andalan di semua nomor baik sektor putra maupun putri. Sehingga tak heran NBA (PBSI-nya Jepang) berani memasang target yang sangat tinggi. Sebuah target yang realistis tentunya.

Namun kenyataannya, justru mereka "memble" di semua lini. Sebagai tuan rumah, Jepang dipermalukan. Mereka hanya mampu menggondol 1 medali perunggu. Jauh dari target yang mereka pasang.

Kesempatan kedua muncul saat perhelatan Sudirman Cup XX di Finlandia. Dengan mengusung kekuatan penuh, Jepang mampu merangsek hingga ke babak final. 

Dalam babak semifinal, Jepang mampu mengkandaskan harapan semifinalis baru, Malaysia dengan skor 3 -- 1. Maka Jepang harus berhadapan dengan China untuk memperebutkan gelar Kejuaraan Beregu Campuran ini. Namun lagi-lagi, Jepang kandas di tangan China dengan skor 1 -- 3.

Seakan belum putus asa dalam merebut keuntungan, para pemain Jepang mengadu untung lagi dalam gelaran Thomas dan Uber Cup 2020.  Lagi-lagi kekuatan penuh Jepang sempat mendatangkan harapan menjadi juara. 

Namun, langkah Jepang dalam Thomas Cup dihentikan oleh China pada babak semifinal. Sehingga Kento Momota dan kawan-kawan harus mengubur lagi impian itu paling tidak 2 tahun ke depan.

Nasib sama harus dihadapi Jepang dalam Uber Cup. Keperkasaan Jepang mulai dari fase grup hingga semifinal, tak berakhir mulus. Langkah Jepang lagi-lagi dihentikan oleh China dengan skor 3 -- 1. Dengan kemenangan ini, berarti pula China mengambil kembali Piala Uber yang 2 tahun lalu direbut Jepang.

Nah, untuk Indonesia sendiri bagaimana? Nampaknya Piala Thomas dan hasil Olimpiade Tokyo 2020 bisa sedikit menjadi hiburan.

Lembah Tidar, 25 Oktober 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun