Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Partai ke-5, Pelengkap atau Penderita

13 Oktober 2021   08:31 Diperbarui: 13 Oktober 2021   08:42 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laga Indonesia melawan Thailand dalam fase grup Piala Thomas 2020 melahirkan pahlawan baru. Nama pahlawan itu adalah Shesar Hiren Rhustavito, atau lebih dikenal dengan nama Vito. Berkat perasan keringatnya pada partai ke-5, Indonesia berhasil menundukkan Thailand dengan dramatis, 3 -- 2.

Situasi ini sama juga dengan saat laga Thailand melawan Taiwan, beberapa hari sebelumnya. Saat itu tunggal ketiga Thailand, Suppanyu Avihionsanon mampu menyudahi perlawanan tunggal ketiga Taiwan. Dengan perjuangan 3 gim, Avihionsanon mampu mempersembahkan kemenangan dramatis bagi Thailand.

Menjadi pemain ke-5 dalam kejuaraan beregu memang situasi yang kurang mengenakkan. Partai ke-5 mempunyai dua sebutan yang saling bertentangan, antara sebagai pelengkap saja dalam satu rangkaian pertandingan . Tapi bisa juga menjadi harapan terakhir saat tim menghadapi situasi sulit.

Kesan pelengkap nampak sekali saat tim berhasil mengalahkan lawan. Penampilan mereka nothing to lose atau tanpa beban. Kalaupun mereka menang hanya sedikit pengaruhnya bagi tim, kecuali ada perhitungan angka kemenangan. Kalah pun tidak masalah. Bahkan dalam pertandingan yang menggunakan sistim three winning point, mereka bisa saja tidak dimainkan.

Namun saat tim mengalami kesulitan, di mana kedudukan dengan lawan seri, maka mau tidak mau beban itu tertumpu pada pemain pada partai ke-5. Pada situasi ini kemenangan menjadi harga mati. Kedudukan mereka kini tidak lagi sekedar pemanis semata. Aksinya di lapangan menjadi penentu hidup matinya tim. Dan situasi ini kemarin harus dipanggul oleh Vito.

Ironi lain yang mengiring penampilan mereka, para pemain ke-5 secara kemampuan adalah pemain dengan peringkat terendah. Dan bukan tidak mungkin mereka adalah para pemain yunior dengan jam terbang yang minim. Dengan bekal minim ini, maka secara otomatis mental mereka pun belum tentu kuat. Apalagi menghadapi tekanan dari berbagai pihak.

Tekanan dari dalam muncul karena adanya Hasrat untuk menunjukkan kemampuannya. Syukur-syukur mampu mempersembahkan kemenangan penting bagi tim. Dan ketika hal ini tercapai, gelar pahlawan pasti akan disematkan padanya.

Tekanan yang tak kalah mengerikan datang dari luar pemain sendiri. Diakui atau tidak maka tim sangat mengharapkan sang pemain mampu memenangkan laga tersebut. Demikian pula para penonton. Dua macam tekanan inilah yang mau tidak mau pasti membebani sang pemain. Segala gerak-gerik pemain tak pernah lepas dari pengamatan mereka.

Dalam situasi semacam inilah posisi pemain partai ke-5 tak ubahnya menjadi penderita. Karena saat itu kedudukan mereka bukan lagu pemanis semata, tapi dia menjadi tumpuan harapan sebuah tim untuk mencapai kemenangan. Situasi ini  akan semakin buruk manakala kemampuan mereka dengan pemain di atasnya terlalu jauh.

Berkaca dari situasi semacam ini, maka tidak ada pilihan lain bagi mereka selain selalu siap dengan kondisi apapun. Anggap semua pertandingan sebagai penentu akan menjadi bekal berharga saat mereka harus tampil.

Lembah Tidar, 13 Oktober 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun