Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Diving Itu Juga Strategi Lho!

10 Juli 2021   17:41 Diperbarui: 10 Juli 2021   19:21 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum hilang dari ingatan kita saat Ciro Immobile melakukan diving dalam laga melawan Belgia. Aksi ini tak urung mendatangkan berbagai cibiran dari berbagai kalangan. Apalagi diving yang dilakukan oleh Ciro terbilang kasar. Bagaimana tidak kasar, saat itu dia mengerang kesakitan di lapangan hijau. Namun begitu Nicolo Barella membuka skor bagi Italia, dia spontan bangkit. Ciro berlari dengan riang seakan tidak terjadi apa-apa sebelumnya.

Aksi teatrikal yang untung lepas dari kartu sang pengadil tak urung jadi bahan ejekan. Bahkan dari beberapa teman se tim sendiri turut menertawakan aksi tersebut. Demikian pula beberapa media Inggris turut mengomentarinya.

Belum habis cerita tentang Ciro, pada babak semifinal muncul aksi teatrikal lagi. Kali ini pelakunya Sterling. Dalam tusukannya lewat sisi kiri pertahanan Denmark, dia "dijatuhkan" oleh pemain belakang Denmark. Dan sang pengadil spontan menunjuk titik putih. Hasilnya Harry Kane dengan sukses membukukan kemenangan bagi Inggris.

Tak dapat dimungkiri, bahwa kotak penalti menjadi panggung teater yang sangat penting bagi siapa pun. Terlebih bagi para pemain depan. Kesalahan sekecil apapun yang dilakukan tim bertahan, dapat menjadi kiamat berupa kartu dan tendangan pinalti. Seperti apa yang menimpa Denmark dalam laga semifinal menghadapi Inggris.

Aksi diving suka atau tidak suka sudah menjadi salah satu bagian dari strategi. Aksi yang cenderung gambling ini dapat mendatangkan keuntungan atau bisa jadi kerugian, saat sang pengadil mengetahui aksi itu. Minimal kartu kuning akan diterima oleh pelaku. Namun jika berhasil, 99% hasil pasti berupa gol ke gawang lawan.

Aksi diving menjadi salah satu jurus pamungkas bagi seorang pemain depan saat beraksi. Karena sudah menjadi rahasia umum, mereka selalu menjadi sasaran tebasan kaki lawan, saat berlari menuju tiang gawang. Kondisi semacam inilah yang mereka manfaatkan. Dengan kontak yang sangat minimal, mereka bisa saja jatuh berguling-guling. Kemudian dipadu dengan erang kesakitan seakan-akan mendapatkan pelanggaran yang sangat keras. Dan ujung-ujungnya adalah hadiah tendangan penalti.

Namun kalau kita tinjau secara mendalam, aksi diving sebenarnya tak ubahnya beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh seorang pemain. Bila kita perhatikan gestur seorang pemain yang disemprit sang pengadil karena melanggar lawannya, pasti sama. Mereka dengan wajah tanpa dosa, membuka tangan lebar-lebar. Gestur itu seakan mengatakan tidak ada apa-apa.

Atau kalau tidak mereka menggambarkan bola dengan tangannya di depan wasit, seakan mengatakan bahwa dia mengenai bola, bukan badan lawan. Kalau tidak kedua tangannya berada di depan dada, seakan bertanya salah saya apa?

Nah di sisi lain, si pemain korban pelanggaran tergeketak di lapangan. Jika memang pelanggaran itu keras, maka di sini si pemain teaternya adalah si pelanggar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun