Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mbok Parti dan Kartini (Refleksi Hari Kartini)

24 April 2021   17:38 Diperbarui: 24 April 2021   17:46 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Memang Simbok tidak syukur dengan apa yang Simbok rasakan sekarang."

"Ya, tetap Simbok syukuri. Karena memang ini jalan hidup yang harus dijalani. Berbagai keadaan yang Simbok alami saat itu, membuat harus begini."

Mawar manggut-manggut. Dicomotnya penganan kampung yang ada di tas dagangan Mbok Parti.

"Cuman terkadang Simbok tidak habis pikir dengan situasi saat ini."

"Maksudnya?"

"Simbok sering dengar tentang kisah Ibu Kartini, saat masih sekolah dahulu."

"Lho, Mbok juga sempat sekolah dahulu. Maaf, lho."

"Iya, Nduk.Tapi kelas 2 SMP harus berhenti. Simbok harus membantu orang tua mencari nafkah. Padahal kalau dulu bisa lanjut ke SPG, mungkin jadi guru seperti kamu."

"Simbok, menyesal?"

"Enggak. Itu Simbok anggap sudah suratan takdir."

"O ya. Tadi Simbok menyebut Ibu Kartini dan situasi saat ini. Apa maksudnya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun