Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Gegara Corona, Kami Berubah

15 April 2021   11:10 Diperbarui: 15 April 2021   11:22 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru - Sumber: siedoo.com

Bulan ini, tepat 14 bulan kita menjalani kegiatan pembelajaran model baru. Sebuah model pembelajaran yang tidak pernah hinggap sedikit pun di benak kita sebelumnya. Pembelajaran konvensional berupa tatap muka, tetiba harus berubah 180 derajat. Interaksi guru dan murid seketika harus berbatas jarak. Tehnologi komunikasilah yang menjadi andalan kegiatan yang kemudian dikenal dengan istilah Pembelajaran Jarak Jauh atau daring.

Seandainya saja si Corona itu tidak hadir, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Segala kegiatan manusia akan berjalan normal seperti biasa, tanpa ada berbagai aturan yang membatasi gerak siapa pun. Demikian pula dengan proses belajar mengajar, kenyamanan yang selama ini telah tercipta tetiba luluh lantak gegara si Corona.

Terjangan virus yang demikian ganas, terbukti telah memakan ratusan ribu jiwa. Belum lagi yang terpapar, mencapai puluhan juta di seluruh dunia. Namun yang juga harus diingat, terjangan si Corona pun menghantam tanpa ampun para guru. Pengalihan model pembelajaran dalam bentuk daring menjadi badai baru bagi para guru. Keawaman mereka dengan teknologi komunikasi terusik seketika. Karena pembelajaran daring menekankan pada kemampuan guru mengoperasikan berbagai aplikasi pembelajaran via internet. Sungguh tugas yang maha berat.

Penguasaan kemampuan mengoperasikan aplikasi pembelajaran daring akhirnya terlampaui. Lewat perjuangan yang maha berat, terutama bagi guru-guru senior alias tua. Target minimal mencapai KKM pun terlampaui. Namun ternyata ini belum akhir, justru ini baru pintu masuk. Ibarat orang belajar mengendarai mobil, ini baru tahap bisa mengendarai.

Tahapan yang paling rumit justru menghadang di depan mata. Tahap ituadalah tahap mempersiapkan rencana atau pun materi pembelajaran dan melakukan kegiatan pembelajaran secara daring. Dalam artian jika belajar menguasai aplikasi kita dapat minta bantuan pihak lain, nah pada tahapan ini semua berpulang pada kemampuan masing-masing guru.

Tahap persiapan sangat tergantung pada daya kreasi yang dimiliki oleh seorang guru, termasuk inovasi apa yang mereka miliki. Bukannya merasa rendah diri. Untuk urusan seperti ini, nampaknya guu-guru mudalah jagonya. Kami yang terlahir pada jaman mesin ketik manual, jelas isi otak kami berbeda dengan mereka. Karena diakui atau tidak pembuatan materi pembelajaran yang kering akan membuat anak bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Dan ujung-ujungnya mereka tidak hadir dalam kegiatan pembelajaran kita.

Tak dapat disangkal, pembelajaran daring mempunyai tuntutan yang luar biasa. Kemampuan seorang guru mengelola pembelajaran non tatap muka dengan berbagai kreasi dan inovasi menjadi pilihan yang tidak bisa ditinggalkan. Optimalisasi berbagai sumber pembelajaran sangat diperlukan. Wawasan sempit guru akan berbagai sumber belajar, otomatis harus diperluas lewat berbagai sumber di dunia maya. Sebab suka atau tidak suka kita memang hidup di jaman internet.

Segala keterbatasan ini ternyata membawa berkah bagi kami. Kenyataan bahwa ada sisi yang tertinggal pada diri kami akhirnya terungkap. Karena selama ini laptop kami hanya menampilkan Ms Word, Ms. Excel dan Power Point, ternyata semua itu tidak cukup. Lewat pembelajaran daring, kami dipaksa untuk membuka isi perut laptop kami yang lain, lewat berbagai aplikasi yang harus kami unduh.

Demikian pula dengan gawai kami. Jika gawai selama ini hanya untuk alat komunikasi, berfoto ria, dan mengulik berita-berita dari media online, kini tidak lagi. Kenyataan membawa kami pada fungsi lain dari gawai tersebut. Dan itu membuka mata kami menjadi lebih lebar sekaligus geleng-geleng kepala.

Perubahan ini tentu saja tidak terjadi begitu saja. Teman-teman guru mudalah yang menjadi fasilitatornya. Dengan penuh kesabaran, mereka membimbing kami untuk mengenal hal-hal baru terkait dengan kemajuan teknologi. Terkadang kami tertawa saat mereka bertanya pada kami saat terjadi kesalahan.

"Tadi Bapak pijit yang mana?" tanya mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun