Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Raket

Indonesia Raja Sebenarnya dalam Bulu Tangkis Dunia

15 Maret 2020   10:38 Diperbarui: 15 Maret 2020   10:44 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulu tangkis saat ini sudah menjadi milik dunia, bukan lagi dominasi China dan Indonesia seperti puluhan tahun yang silam. Dan bukan lagi dominasi orang-orang Asia. Spanyol, sebagai bangsa yang dikenal lewat sepak bola, tenis ataupun otomotifpun sekarang punya wakil di dunia bulu tangkis.

Sebaran ini tampak dari wajah para finalis tahun ini. Berdasarkan hasil semi final tadi malam terlihat sebaran yang merata dalam para finalis. Dari data yang ada tercantum nama-nama negara; Indonesia (2), Jepang (2), China (2), Denmark (1), Sanyol (1), Taiwan (1) dan Thailand (1). Peta ini bukti yang tidak terbantahkan, betapa bulu tangkis telah menjadi milik dunia.

Sebaran para pemain tersebut, ternyata tidak terjadi begitu saja. Diam-diam ada peran Indonesia di dalam peristiwa. Tak ubahnya sebuah wabah, Indonesialah yang harus bertanggung jawab dalam penyebaran wabah bulu tangkis ini. Bukti didasarkan pada kiprah beberapa pelatih handal Indonesia di luar negeri. Meskipun sekarang mungkin sudah tidak melatih lagi, tapi jejak itu masih ada.

Contoh yang paling nampak kemarin, adalah keberadaan Hendrawan pada yang mendampingi tunggal putra Malaysia. Suka atau tidak suka ada jejak nyata pada penampilan luar biasa Lee Zii Jia wakil Malaysia saat merepotkan Victor Axelsen. Polesan mantan pelatih Lee Chon Wei ini nampak sekali darlam sepak terjang Lee Zii Jia. Demikian juga saat ia memoles Lee Chon Wei beberapa waktu yang lalu.

Jejak lainpun nampak pula pada kebangkitan bulu tangkis Jepang. Kebangkitan bulu tangkis Jepang tak lepas dari Riony Mainaki. Demikian pula dengan Rexy Mainaky yang melanglangbuana dari Inggris hingga ke Thailand. Belum lagi dalam tubuh bulu tangkis India. Bahkan dalam tubuh Carolina Marinpun ada warna Indonesia di dalamnya, saat ia pernah menimba ilmu di Indonesia.

Fakta-fakta tersebut suka tidak suka menjadi sesuatu yang tidak mengenakkan. Dalam sisi nasionalisme pasti ada rasa perih di hati mareka saat anak asuhnya mengkandaskan para pemain Indonesia. Namun dari sisi profesionalitas, hal ini tentu saja hal yang biasa. Bahkan ini sebagai bukti prestasi kepelatihan mereka.

Bagi Indonesia sendiri ini justru menjadi tantangan. Bisa tidak gudangnya pelatih bulu tangkis kelas dunia ini mampu menghasilkan pemain yang handal juga. Terutama di sektor tunggal putri yang terhenti sejak era keemasan Susi Susanti. Akhirnya kita hanya dapat just wait and see.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun