Mohon tunggu...
agus siswanto
agus siswanto Mohon Tunggu... Guru - tak mungkin berlabuh jika dayung tak terkayuh.

Guru Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sumbu Pendek

26 Februari 2020   13:06 Diperbarui: 26 Februari 2020   13:03 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istilah ini nampaknya yang paling tepat untuk menggambarkan masyarakat kita saat ini. Dalam setiap permasalahan yang muncul, dapat dipastikan emosi yang akan dikedepankan. Pertimbangan logis yang seharusnya menjadi nilai lebih bagi setiap manusia dilemparkan jauh-jauh. Sehingga jangan heran jika yang keluar adalah berbagai bentuk hujatan, makian bahkan tindakan anarkis yang jauh dari nilai-nilai. Apakah memang sudah sedemikian parah penyakit yang melanda bangsa yang terkenal luhur ini.

Istilah ini pula yang dapat kita gunakan berkaitan dengan musibah yang menimpa anak-anak tak berdosa di SMP Negeri 1 Turi beberapa hari lalu. Sebuah kejadian pilu yang menyita ruang publik berhari-hari. Musibah yang seharusnya dapat dihindari, seandainya saat itu pertimbangan akal sehat yang didahulukan.

Tulisan kali ini bukan menyoroti pada musibah tersebut. Sorotan justru ditujukan pada berbagai peristiwa setelah musibah tersebut terjadi. Seperti yang kita dengar dari rang publik, ragam ungkapan muncul sontak setelah mendengar peristiwa tersebut. Ungkapan prihatin, kesedihan hingga kemarahan tumpleg bleg pada saat itu. 

Rasa simpati muncul berkait dengan korban maupun keluarganya. Sedangkan ungkapan emosi bernada penyesalan dan kemarahan tertuju pada pihak sekolah. Hal ini diperburuk lagi dengan ucapan kepala sekolah yang jauh dari kesan simpatik dan empatik. Akhirnya runyamlah semuanya.

Hari ini, ternyata drama tersebut terus berlanjut. Jika selama ini hujatan tertuju pada sekolah terutama pihak-pihak yang bertanggungjawab pada kegiatan itu, kali ini moncong peluru mengarah ke pada pihak lain. Sasaran tembak kali ini adalah pihak kepolisian. Entah dengan alasan apa, pihak kepolisian memotong rambut para tersangka. 

Dan foto ini terpampang dengan jelas di media. Hal iniliah yang memantik reaksi luar biasa dari berbagai kalangan, terutama kalangan pendidik. Dengan cepat beberapa pernyataan menyebar lewat sosial media, dan dapat ditebak ribuan reaksipun bermunculan. Dan sebagian besar bernada kemarahan pada pihak kepolisian.

Keadaan semacam inilah yang menjadikan runyam suasana. Langkah hukum yang selama ini diteriakkan oleh berbagai pihak, menjadi bias karenanya. Dan kembali, masalah sumbu pendekpun mengemuka. Reaksi-reaksi yang bernada emosionallah yang mengisi ruang publik saat ini. Sehingga bukan tidak mungkin justru permasalahan utama menjadi tergeser karenanya. Atau adakah memang semudah ini masyarakat kita mengalihkan perhatian akan sebuah kejadian?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun