Mohon tunggu...
Agus Setiadi Sihombing
Agus Setiadi Sihombing Mohon Tunggu... Penulis - Stay humble and being life-long learner!

Mewujudkan impian dengan menghadirkan mimpi bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pencegahan dan Pengendalian COVID-19: Ahli Kesehatan Masyarakat Bisa Apa?

23 Mei 2020   13:44 Diperbarui: 23 Mei 2020   13:44 1740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak kalah pentingnya, deteksi di wilayah juga perlu memperhatikan adanya kasus kluster, yaitu bila terdapat dua orang atau lebih memiliki penyakit yang sama dan mempunyai riwayat kontak yang sama dalam jangka waktu 14 hari. Kontak dapat terjadi pada keluarga atau rumah tangga, rumah sakit, tempat umum, tempat kerja dan sebagainya. Setiap pasien dalam pengawasan, orang dalam pemantauan, maupun probabel harus dilakukan penyelidikan epidemiologi. Kegiatan penyelidikan epidemiologi dilakukan terutama untuk menemukan kontak erat. Hasil penyelidikan epidemiologi dapat memberikan masukan bagi pengambil kebijakan dalam rangka penanggulangan atau pemutusan penularan secara lebih cepat.

Dalam praktiknya, tahapan penyelidikan epidemiologi di atas dapat dimplementasikan ahli kesehatan masyarakat dengan melakukan beberapa langkah terstruktur di antaranya: 1) konfirmasi awal KLB; 2) pelaporan segera; 3) persiapan penyelidikan; 4) Penyelidikan epidemiologi; 5) pengolahan dan analisis data; dan 6) penyusunan laporan penyelidikan epidemiologi.
 
Tujuan penyelidikan epidemiologi di atas dilakukan ahli kesehatan masyarakat dalam kegunaannya, yakni: 1) mengetahui karakteristik epidemiologi, gejala klinis dan virus; 2) mengidentifikasi faktor risiko, 3) mengidentifikasi kasus tambahan; dan 4) memberikan rekomendasi upaya penanggulangan

Ahli kesehatan masyarakat juga dapat melakukan pelacakan kontak erat. Tahapan pelacakan kontak erat terdiri dari atas tiga komponen utama, yaitu: 1) identifikasi kontak (contact identification); 2) pendataan kontak erat (contact listing); 3) tindak lanjut kontak erat (contact follow up).

Setelah melakukan komponen orientasi di atas, maka tim monitoring kontak sebaiknya dibekali dengan beberapa perangkat, seperti formulir pendataan, termometer, hand sanitizer, informasi KIE tentang COVID-19, panduan pencegahan, sarung tangan, masker medis, dan alat komunikasi. Seluruh kegiatan tatalaksanan kontak dilakukan dengan empati dan pemberian edukasi kepada kontak erat. Dalam hal ini, ahli kesehatan masyarakat dapat melakukan komunikasi, koordinasi dan evaluasi setiap perkembangan.

Terakhir, ahli kesehatan masyarakat dengan kapasitas disiplin ilmunya dapat melakukan penilaian risiko. Penilaian risiko dilakukan dengan cepat dan proaktif yang meliputi analisis bahaya, paparan/kerentanan dan kapasitas untuk melakukan karakteristik risiko berdasarkan kemungkinan dan dampak. Hasil dari penilaian risiko ini diharapakan dapat digunakan untuk menentukan rekomendasi penanggulangan kasus COVID-19. Penilaian risiko ini dilakukan secara berkala sesuai dengan perkembangan penyakit.

2. Menggencarkan Promosi Kesehatan
Disiplin ilmu kesehatan masyarakat meyakini bahwa promosi kesehatan ke masyarakat penting untuk digencarkan dalam menekan laju infeksi COVID-19. Sebab jika promosi kesehatan dan cara pencegahan penyakit telah dilakukan dengan baik oleh masyarakat, maka kepanikan atau kekhawatiran tidak akan terjadi dan masyarakat juga sudah terbiasa melakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) tanpa menunggu wabah pandemik hadir seperti halnya COVID-19 (kompas.com).

Sebagai promotor kesehatan, ahli kesehatan masyarakat menganggap bahwa promosi kesehatan adalah senjata ampuh untuk mencegah masyarakat dari datangnya penyait guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Alasannya, promosi kesehatan menjangkau lebih luas dan kompleks terhadap segala aspek yang memengaruhi kesehatan masyarakat. Ahli kesehatan masyarakat dengan promosi kesehatannya dapat melakukan pemberdayaan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Promosi kesehatan tersebut dapat berupa pendidikan, pelatihan, sosialisasi atau penyuluhan kesehatan. 

Lebih jauh, ahli kesehatan masyarakat dengan menunggangi promosi kesehatan, bukan hanya melakukan proses penyadaran masyarakat dan peningkatan pengetahuan saja, tetapi disertai upaya-upaya memfasilitasi perubahan atau perbaikan perilaku di bidang kesehatan disertai dengan upaya memengaruhi lingkungan atau hal lain yang sangat berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan. Bahkan, ahli kesehatan masyarakat dengan promosi kesehatannya dapat melakukan upaya yang bersifat promotif sebagai perpaduan dari upaya preventif, kuratif, dan rehabilitatif dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.


Secara implisit, ahli kesehatan masyarakat dapat berperan dengan memaksimalkan promosi kesehatan yang dalam implementasinya adalah: (1) mengampanyekan diterapkannya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS); (2) menyosialisasikan cuci tangan pakai sabun (CTPS); (3) mendorong dijalankannya gaya hidup sehat bagi setiap anggota keluarga dan masyarakat; (4) menyosialisasikan konsumsi makanan sehat dan seimbang serta vitamin yang berguna untuk meningkatkan imunitas tubuh dalam menangkal virus, seperti vitamin C, D, E dan lainnya; dan (5) mengampanyekan dilaksanakannya GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat).

Promosi kesehatan ini dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung (memanfaatkan media massa dan media sosial). Promosi kesehatan secara langsung bertujuan untuk memonitor secara langsung perubahan dan kesadaran sikap, perilaku dan tindakan masyarakat menuju arah yang lebih baik. Sementara promosi kesehatan secara tidak langsung bertujuan untuk membuat luas jangkauan tersalurkannya informasi dan pesan-pesan kesehatan, mengingat bahwa media massa dan media sosial dewasa ini memiliki kelebihan dan kekuatan untuk memengaruhi, mempersuasi, dan menggerakkan masyarakat. Terakhir, agar promosi kesehatan menarik minat sehingga mau diterima masyarakat, maka pesan dan informasi kesehatan yang disampaikan oleh ahli kesehatan masyarakt harus dikemas dalam tampilan yang eye-catching dan kreatif, seperti dalam bentuk poster, video dan film edukasi kesehatan dengan konten, substansi dan bahasa yang menarik dan mudah dicerna masyarakat luas.

3. Melakukan Advokasi Kesehatan
Meskipun pemerintah sudah mengambil berbagai langkah strategis, tetapi peran ahli kesehatan masyarakat untuk aktif memastikan advokasi kesehatan masyarakat sangatlah penting untuk dilakukan. Alasannya, ahli kesehatan masyarakat dengan manuver advokasinya dapat melakukan pendekatan/lobi dengan pembuat keputusan (pusat dan daerah) serta tokoh masyarakat (TOMA) formal/informal dan tokoh agama (TOGA) bersama dengan petugas kesehatan untuk melakukan kegiatan penyuluhan, konseling, dan sosialisasi melalui berbagai kesempatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun