Mohon tunggu...
Agus Setiadi Sihombing
Agus Setiadi Sihombing Mohon Tunggu... Penulis - Stay humble and being life-long learner!

Mewujudkan impian dengan menghadirkan mimpi bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Umpasa untuk Pembangunan Karakter Bangsa

7 Desember 2019   11:35 Diperbarui: 7 Desember 2019   11:54 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

5. Bersahabat (Komunikatif)

Umpasa mengatakan:
Manuk ni pea langge hotekhotek lao marpira;
(Ayam berbunyi kotek-kotek menandakan hendak bertelur)
nasirang marale ale doshon matean ina
(berpisah dengan handai taulan seperti ditinggal mati oleh ibu)

Maksudnya, suka bergaul dan memiliki kesetiakawanan yang tinggi adalah bagian tak terpisahkan dari hidup. Bak seorang ibu, sahabat dapat menjadi orang yang sangat berarti, sehingga kehilangan teman (handai taulan) sama pedihnya seperti kehilangan ibu yang kita cintai. Bersahabat adalah peluruh terbaik terhadap pelajar yang masih enggan berggandengan tangan atau masih sibuk dengan perkelahian dan tawuran.  

6. Cinta Damai

Meski pada umumnya kepribadian etnik Batak dianggap keras dan kejam, namun sejatinya etnik Batak telah menganggap tinggi nilai kesopansantunan dari dahulu kala. Nilai tersebut senantiasa dipegang teguh dan menjadikan perdamaian merupakan hal yang dianggap penting bagi masyarakat Batak. Hal tersebut dapat dicermati pada umpasa yang mengatakan (T.M. Sihombing, 1989:159):

"Mandurung di panjalaan, gabe dapot porapora;
(Menanggok di sungai, dapat ikan Paitan)
sai na marujung do sihataan, molo adong sada ni roha."
(akan selalu berakhir pembicaraan, bila ada satu hati)

Maknanya, segala sesuatu yang dikatakan akan selalu berakhir dengan baik bila ada rasa satu hati (kesepakatan bersama). Hal senada juga dikatakan pada umpasa yang berbunyi (T.M. Sihombing, 1989:6): 

"Ndang boi bingkas bodil so jolo sampak aek." Artinya, tidak boleh ada keributan atau pertengkaran jika tanpa sebab, apalagi sampai merenggut korban jiwa. Jadi, secara tidak langsung umpasa ini mengajarkan kita untuk menghindari permusuhan dan pertikaian, atau mengutamakan perdamaian.

7. Peduli Sosial (Gotong Royong dan Kerjasama)

Umpasa dalam Martha Pardede (2017:208) mengatakan:
 "Ansimun sada holbang, pege sangkaripang
(Mentimun seikat, jahe seonggok)  
Manimbung rap tu toru, mangangkat rap tu ginjang."
(melompat ke bawah bersama-sama, dan naik bersama-sama)

Artinya, semangat gotong royong dan kerjasama harus senantiasa dilakukan, agar pekerjaan lebih mudah dikerjakan (efisien dan efektif). Hal ini berarti bahwa kepedulian sosial harus senantiasa tercermin dalam setiap aktivitas kehidupan sebagai implementasi dari kodrat manusia selaku makhluk sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun