Mohon tunggu...
Agus Riyanto
Agus Riyanto Mohon Tunggu... Pembelajar -

berusaha untuk terus belajar dan terus menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Retorika Durjana

12 Oktober 2018   20:17 Diperbarui: 12 Oktober 2018   20:45 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

masih ku lihat sisa lumpur di kaki legamnya

berjalan memapah tubuhnya yang renta

bau kecut keringatnya tercium dihembus angin yang menerpa

tak ubah nestapanya sampai senja

bukan hanya dia saja

banyak kaumnya dapat kita jumpa

dan mereka menyebar hampir menyesak setiap jengkal republik tercinta

dia dan kaumnya selalu dijadikan bopeng untaian manis kata menangkap suara

mulut berbusa penuh kepalsuan

merayu mereka mengatasnamakan pembelaan

tapi seringnya habis manis sepah dibuang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun